USM dan PT Dipa Tandatangani PKS Hilirisasi Teknologi Pompa Hidram di Wisata Alam Posong

SEMARANG (Ampuh.id) – Universitas Semarang (USM) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menjalin kerja sama dengan PT Dipa Konsultan Utama dalam rangka hilirisasi inovasi teknologi pompa hidram multistage berbasis energi terbarukan.

Naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) ditandatangani di Semarang oleh Direktur PT Dipa, Hepi Apriyanto, dan Ketua LPPM USM, Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, baru-baru ini.

Program itu merupakan hilirisasi inovasi teknologi dari Satria Pinandita, M.Eng, tenaga ahli bidang teknik elektro dosen USM yang juga menjabat sebagai ketua pelaksana teknis.

Dia didampingi oleh Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT sebagai tenaga ahli sebagai anggota pelaksana teknis bidang teknik sipil.

Selain menjadi proyek hilirisasi, kegiatan ini juga dikemas dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tim pengabdian terdiri atas Ketua Satria Pinandita MEng, anggota Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, Dr Sri Syamsiah LS MSi, Sinta Pramucitra MIKom dan Andi Nurcahyo MPd.

Penanadatanganan PKS dihadiri oleh para pejabat LPPM USM, termasuk Dr Tatas Transinata SPd MPd selaku staf bidang publikasi dan HKI yang juga membawahi program hilirisasi industri, serta Dr MM Shinta Pratiwi SPsi MA Psikolog sebagai sekretaris LPPM.

Satria mengatakan, proyek tersebut akan dilaksanakan di kawasan wisata alam Posong, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, yang telah ditetapkan sebagai desa mandiri energi.

PT Dipa mengalokasikan dana sebesar Rp 179.500.000 untuk mendukung pekerjaan fisik proyek tersebut.

”Teknologi pompa hidram yang akan diterapkan mampu mengangkat air tanpa menggunakan bahan bakar fosil, melainkan mengandalkan energi gravitasi air. Air ini sangat penting untuk irigasi pertanian seperti tembakau, kopi, cabai, kakao, selada, kubis, hingga uclang. Selain itu, kebutuhan air bersih untuk keperluan MCK di kawasan wisata Posong juga akan terpenuhi. Pompa hidram akan menaikkan air dengan ketinggian 190 meter sepanjang 2000 meter,” katanya.

Menurutnya, program tersebut juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dengan adanya 28 UMKM warung kelontong di sekitar lokasi wisata yang menjual makanan dan minuman kepada para pengunjung.

”Teknologi ini menjadi wujud kontribusi USM dalam menyelesaikan permasalahan air dan energi di daerah wisata terpencil. Kami optimis dampaknya akan sangat terasa,” ujar Satria.

Dia menambahkan, program itu menegaskan peran penting perguruan tinggi dalam hilirisasi inovasi, khususnya di bidang teknik sipil yang menopang ketahanan infrastruktur desa wisata.

”Program ini tidak hanya teknis, tapi juga membangun kesadaran kolektif untuk kemandirian energi dan air bersih,” ungkapnya.

Secara teknis, katanya, pompa ini sangat cocok untuk wilayah berbukit seperti Posong dan akan sangat membantu irigasi pertanian sayuran dan kebun rakyat.

Dia berharap, melalui sinergi antara akademisi dan dunia industri, program tersebut menjadi model kolaborasi hilirisasi riset yang berdampak langsung kepada masyarakat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *