Baznas Kabupaten Semarang Kembangkan ’DUDA’
KABUPATEN SEMARANG (Ampuh.id) – Untuk meningkatkan kemaslahatan usaha ekonomi produktif warga yang membutuhkan, Badan Amil Zakat (Baznas) Kabupaten Semarang berencana memperluas pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
“Mulai tahun depan, insyaallah, Baznas akan mengembangkan bantuan modal usaha dan agribisbis bagi pelaku usaha yang membutuhkan,” terang Ketua Baznas Kabupaten Semarang Khadziq Faisol, pada soft launching pelatihan menjahit bagi pemula, di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Kampoeng Indonesia Peduli di Desa Randugunting, Bergas, Sabtu (21/9/2024).
Disampaikan, pihaknya akan menyusun rencana kerja anggaran secara khusus untuk mendukung langkah itu. Menurutnya, upaya itu sebagai pengembangan dunia uang dan dunia agribisbis (DUDA). Jadi, pihaknya akan memberikan fasilitas bantuan modal usaha tanpa agunan kepada pelaku usaha mikro, bekerja sama dengan lembaga perbankan.
Sedangkan untuk membantu pengembangan agribisnis, lanjut Khadziq, pihaknya akan memfasilitasi usaha peternakan dan pertanian petani skala kecil, dengan offtaker atau pembeli yang pasti menguntungkan, sehingga usaha mikro itu dapat berkembang.
“Pelatihan menjahit ini akan menghubungkan peserta dengan dunia usaha dunia industri atau DUDI. Tahun depan, kita akan kembangkan dunia uang dunia agribisnis atau DUDA,” jelasnya berseloroh.
Dirinya berharap, para pelaku usaha mikro itu nantinya akan menjadi pembayar zakat yang potensial. Sehingga, akan menambah perolehan dana ZIS setiap tahunnya. Sekaligus, akan menambah kemampuan Baznas mengentaskan kemiskinan lewat dana ZIS yang disalurkan, kepada para mustahik atau penerima zakat.
Ditambahkan, berdasarkan kajian dari Baznas Pusat, potensi dana ZIS di Kabupaten Semarang diperkirakan mencapai Rp 35 miliar per tahun. Sedangkan pada 2023 lalu, terkumpul Rp5 miliar. Tahun ini, pihaknya menargetkan perolehan Rp 7 miliar.
Sebagai informasi, pelatihan menjahit bagi pemula bekerja sama antara Baznas RI dan Baznas Kabupaten Semarang pada 2024 diikuti 80 peserta. Pelatihan digelar selama 18 hari. (*)