|

Tampung Permasalahan di 35 Kabupaten/Kota, Pemprov Jateng Segera Buka Posko Pemantauan Pemilu

SEMARANG (Ampuh.id) – Penjabat Gubernur Nana Sudjana menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) segera membuka Posko Pemantau Pemilu 2024.

“Saya berhadao adanya posko terpadu nanti, masyarakart bisa memantau penyelenggaraan pemilu di wilayah Jateng,” kata Nana Sudjana seusai rapat koordinasi pemantauan perkembangan situasi politik dan kesiapan pemilu 2024, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024).

Selain itu, menurut Nana, Pemprov Jateng telah menugaskan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk ikut memantau dinamika pemilu di 35 kabupaten/kota. Pemantau itu akan difokuskan pada tahappemungutan dan penghitungan suara pada 14 Februari 2024 mendatang.

Nana menjelaskan, posko tersebut akan menampung seluruh permasalahan dan perkembangan yang ada di seluruh daerah. Termasuk, laporan dari seluruh Kepala OPD di lingkup Pemprov Jateng yang ditugaskan.

Dia menambahkan, penugasan seluruh Kepala OPD Pemprov Jateng sesuai dengan surat tugas yang sudah diterbitkan sejak 5 Januari 2024 lalu. Penekanannya adalah koordinasi dengan instansi terkait, seperti KPU , Bawaslu, TNI, dan Polri.

“Mereka juga harus koordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, karena mereka yang dekat dengan masyarakat. Tujuannya untuk menciptakan pemilu yang sejuk, nyaman, dan damai. Itu tugasnya,” jelas Nana.

Sementara itu, anggota KPU Jawa Tengah, Akmaliyah mengatakan, persiapan Pemilu 2024 di Jawa Tengah sudah 90 persen. Sebanyak 821.093 orang KPPS dan 234.598 orang Linmas yang akan bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jateng, sudah terpenuhi.

Sementara, imbuhnya, untuk logistik, semua logistik pemilu yang ada di luar kotak suara sudah didistribusikan sampai tingkat desa/kelurahan.

Adapun logistik yang ada di dalam kotak suara sedang tahapan pengepakan. Di dalamnya ada perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara, meliputi surat suara, alat coblos, tinta, dan formulir C Hasil untuk menghitung perolehan pemungutan suara.

“Logistik ini pada H-7 sudah geser ke kecamatan,” kata Akmaliyah.
Akmaliyah menambahkan, mitigasi juga dilakukan untuk tempat atau wilayah geografis yang rawan bencana. Misalnya, sekitar lereng Gunung Merapi meliputi Kabupaten Boyolali dan Magelang.

“Sudah dimitigasi, bagaimana nanti pemungutan suara ketika ada bencana alam,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *