Mbak Ita Tekankan Kolaborasi Antar Wilayah Guna Mendukung Program Prioritas Nasional
SEMARANG (Ampuh.id) – Kota Semarang menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Perencanaan Dukungan terhadap Prioritas Nasional dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk tahun 2025. Pertemuan yang dihadiri kepala Bappeda se-Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan mendorong sinergi pendanaan antara pusat dan daerah untuk mensukseskan program-program prioritas tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi adanya pertemuan perencanaan-perencanaan di dalam satu wilayah. Apalagi nanti di tahun 2025 Bapak Ibu sekalian akan mendapatkan pemimpin baru, baik bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota yang tentunya mempunyai visi-misi masing-masing,” ungkap wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu pada High Level Meeting Kepala Bappeda Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jawa Tengah di Gumaya Hotel, Jum’at (1/11).
Adapun program prioritas yang dimaksud adalah makan bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan rumah sakit lengkap di daerah, penuntasan tuberkulosis, renovasi sekolah, sekolah unggulan terintegrasi, dan lumbung pangan nasional. Pendanaan program prioritas tersebut memerlukan persiapan dan koordinasi lebih lanjut untuk memuluskan transisi, mengingat saat ini belum ada arahan teknis dari Kementerian-kementerian terkait. Namun, APBD Tahun Anggaran 2025 sudah harus dibahas dan disepakati dengan DPRD.
“Nanti di 2025 yang menjadi prioritas adalah soal ketahanan pangan dan juga makan siang bergizi yang tentu ini akan menjadi satu PR besar bagi kita semuanya. Termasuk ada beberapa mandatory ya salah satunya adalah P3K yang (rencananya) akan mendapatkan TPP sama dengan ASN,” lanjut Mbak Ita, sapaan akrab wali kota Semarang.
Pada kesempatan tersebut, Mbak Ita juga mengajak Kota/Kabupaten di wilayah Jawa Tengah untuk berkolaborasi, khususnya di bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan bahan baku program makan siang bergizi. Dirinya berharap, masing-masing daerah memiliki produk pertanian unggulan yang nantinya bisa saling menyuplai daerah lainnya.
“Khususnya ini adalah bagaimana Jawa Tengah bisa mandiri dan daulat pangan. Karena tujuannya adalah masyarakat sejahtera di mana pun itu. Bagaimana menciptakan pembangunan yang berkelanjutan untuk kemajuan daerah masing-masing dan tentunya disesuaikan dengan kearifan lokal,” tandas Mbak Ita. (*)