|

Kirab Dugder, Pemkot Semarang Terapkan Sejumlah Skema Pengalihan Arus Lalu-lintas

SEMARANG (Ampuh.id) – Pemerintah Kota Semarang menerapkan sejumlah skema pengalihan jalan yang menjadi lokasi prosesi Kirab Dugderan 2024, Sabtu lusa (9/3). Kirab Dugder merupakan tradisi khas masyarakat Semarang menyambut datang bulan Ramadan (puasa).

Prosesi Kiran Dugder ini menurut rencana akan dimulai pukul 13.00 WIB. Dari Komplek Balai Kota Semarang arak-arak peserta kirab akan berjalan menuju Masjid Kauman dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah.

Salah satu jalan yang akan ditutup adalah Jalan Pemuda depan Paragon hingga depan Lawang Sewu. Untuk itu, bagi pengendara dan pengguna jalan yang melintas di Jalan Pemuda menuju arah Balai Kota akan dialihkan ke jalan Thamrin. Untuk persiapan, penutupan dan pengalihan arus Jalan Pemuda menuju Jalan Thamrin akan dilakukan mulai Sabtu (9/3) pukul 10.00 WIB.

“Selain pengalihan lalu lintas Jalan Pemuda, juga akan dilakukan pengalihan arus Jalan Imam Bonjol Tugu Muda menjadi dua arah, pengalihan arus Jalan Pierre Tendean ke Jalan Imam Bonjol dan arus lalin dari arah Kota Lama menuju Jalan Pemuda dialihkan menuju Jalan Kolonel Sugiyono atau Jalan Imam Bonjol,” ungkap Plt Ka Dinas Perhubungan Kota Semarang, Danang Kurniawan.

Tak hanya pengguna jalan, Danang meminta masyarakat yang akan menyaksikan gelaran dan kirab prosesi Dugder juga agar memarkirkan kendaraan di tempat yang sudah disediakan penyelenggara.

“Masyarakat yang akan menyaksikan prosesi kirab Dugder agar tertib mengikuti arus lalin dan tidak memarkirkan kendaraan di bahu jalan karena akan mengurangi volume ruas jalan,” imbuh Danang.

Menurut dia, rute Kirab Budaya Dugder tahun 2024 ini dimulai dari Balai Kota kemudian melewati Jalan Pemuda menuju Alun-Alun Kauman selanjutnya menuju Jalan Wahid Hasyim – Jalan Kartini/ Jolotundo dan berakhir di MAJT.

Danang mempredikasi keramaian masyarakat juga terjadi di Alun-Alun Kauman. Untuk memecah keramaian tersebut, akan diarak juga sebuah gunungan besar dan empat gunungan kecil ganjel rel sebagai penanda makanan khas Kota Semarang. Gunungan akan diposisikan dekat dengan bedug pada empat sisi alun-alun.

“Dengan pemecahan keramaian nanti, kami berharap masyarakat tidak berdesakan dan seluruh prosesi kirab, suhuf halaqah rombongan peserta Dugder akan berjalan tertib, khidmat dan lebih oke lagi,” tutur Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso.

Prosesi Kirab Dugder 2024, rencananya akan digelar lebih meriah dengan berbagai atraksi serta atribut menarik seperti bedug raksasa, gunungan ganjel rel serta lomba pasukan berkuda 40-an yang berasal dari 16 kecamatan yang mengikuti kirab budaya. Perlombaan ini juga didukung oleh komunitas-komunitas yang ada di Semarang seperti Sam Poo Kong, Tay Kak Sie, Tosan Aji dan lain-lain. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *