UPNS Konseling Mahasiswa USM Gelar Seminar Kesehatan Mental Gen-Z

SEMARANG (Ampuh.id) – Unit Pengelola Non-Struktural (UPNS) Konseling Mahasiswa Universitas Semarang (USM) menggelar Seminar Kesehatan Mental yang mengusung tema “Gen-Z at Workplace Mental Health Issues” di Lantai 6 Gedung V USM, Senin (28/10/2024).

Kegiatan yang diikuti 180 peserta itu dihadiri Wakil Rektor III USM, Dr Muhammad Junaidi SHI MH, Ketua Satgas Konseling Mahasiswa USM, Feti Pratiwi SPsi MSi, serta dua narasumber Dosen Fakultas Psikologi USM, Yudi Kurniawan MPsi Psikolog, dan Gitaris Dewa 19, Vega Antares.

Ketua Panitia, Maria Yuliana Wangge SPsi MPsi Psikolog mengatakan, kegiatan tersebut untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa khususnya Gen-Z terkait penting dan perlunya penyesuaian harus dilakukan di dunia kerja dengan dinamika yang naik turun.

Menurutnya, Gen-Z terkenal dengan karakteristik yang kreatif, inovatif, dan memiliki ide-ide cemerlang, serta sangat dekat dengan perkembangan teknologi.

”Tapi memang ada hal lain yang perlu diperhatikan, misalnya ketahanan mental di tempat kerja dengan kondisi yang mungkin atasannya galak, kerja cepat, sampai tuntutannya banyak, jadi perlu adaptasi dan penyesuaian. Dimana mereka harus menyesuaikan terkait dengan bagaimana tuntutan di dunia kerja,” ujarnya.

Maria mengungkapkan berdasarkan penelitian bahwa Gen-Z merupakan generasi yang memiliki ketahanan mental yang sedikit lemah jika dibanding generasi lainnya.

Hal itu didasari oleh banyaknya kemudahan yang didapatkan Gen-Z salah satunya dalam bidang teknologi.

”Contoh kecilnya, kita dulu zaman milenial ketika ingin memahami materi atau ada tugas berarti harus ke perpustakaan baca buku dulu. Berbeda dengan Gen-Z sekarang, tinggal buka google, sepersekian detik langsung dapat jawaban. Jadi ketahanan mental harus dilatih dari proses itu karena memang ada kaitannya dengan kesehatan mental,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan menyesuaikan diri di tempat kerja, maka memiliki kemungkinan besar untuk tetap berada di suatu perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

Dia menekankan bahwa tak hanya Gen-Z yang harus menyesuaikan diri di tempat kerja dengan segala dinamikanya, namun juga para pemberi kerja yang harus mampu menyesuaikan diri dengan karyawannya yang beragam generasi terutama Gen-Z.

”Harus latih bersabar. Gen-Z itu suka sesuatu yang instan. Sekarang Gen-Z tidak bisa dimarah-marahi, harus yang lembut. Nah dosen pun juga harus menyesuaikan mahasiswa. Jadi yang menyesuaikan diri itu tidak hanya Gen-Z, tapi juga yang pemberi kerja,” tekannya.

Dengan mendatangkan Gitaris Dewa 19, Vega Antares sebagai narasumber yang menceritakan pengalamannya bekerja di dunia musik dapat memberikan gambaran terkait dengan dunia kerja.

”Kami berharap, kegiatan ini bisa berdampak jangka panjang. Semoga mahasiswa mampu menyesuaikan diri, mampu berada di bawah tekanan, karena itulah cara untuk orang agar bisa survive dan awet di dunia kerja, harus kuat dan terima dengan berbagai tantangan dan tekanan dinamika di dunia kerja. Dan motivasi belajarnya semakin tinggi,” tandas Maria. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *