Tim PkM USM Gandeng BMKG Maritim Sosialisasikan Informasi Rob di Tambakrejo
SEMARANG (Ampuh.id) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) bekerja sama dengan BMKG Maritim Kota Semarang menggelar Sosialisasi Komunikasi dan Informasi banjir rob bagi masyarakat pesisir Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang, Selasa (20/5/2025).
Tim PkM USM terdiri atas Ketua Kharisma Ayu FebrianaMIKom, Retno Manuhoro Setyowati MIKom, Ami Saptiyono MIKom dan Dr Gita Aprinta EB MSi.
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan dari BMKG Maritim Kota Semarang, Ratna Swastikarini SKom dan Wahyu Sri mulyani SKom.
Menurut Kharisma, kegiatan ini menyasar komunitas ibu-ibu nelayan yang tergabung dalam Pokmaswas Manunggal Bahari dan diikuti oleh 15.000 rumah tangga yang aktif dalam aktivitas keseharian pesisir.
Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akses informasi dan komunikasi risiko kebencanaan, khususnya dalam menghadapi banjir rob yang rutin melanda kawasan tersebut.
”Dalam sesi diskusi, para peserta tampak antusias menyampaikan pengalaman dan harapan mereka terkait kebutuhan informasi yang relevan,” katanya.
Salah satu peserta, Lia mengungkapkan keinginan kuat agar selain media digital seperti WhatsApp, juga tersedia media konvensional seperti papan pengumuman, pengeras suara masjid, dan informasi cetak. Tujuannya agar penyebaran informasi lebih mudah dipahami dan merata, terutama oleh kalangan ibu-ibu yang hendak menyelenggarakan hajatan atau mengatur aktivitas harian seperti menjemur ikan dan beraktivitas di tambak.
”Informasi dari BMKG kadang kami lihat di grup WA, tapi akan lebih baik kalau ada tulisan atau papan di dekat jalan utama kampung. Biar semua ibu-ibu bisa tahu kapan air naik,” ujar Lia.
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya memperkuat literasi komunikasi bencana di tingkat lokal, tetapi juga menjadi bagian dari pengabdian masyarakat yang mengedepankan pendekatan partisipatif dan berbasis kebutuhan warga.
”Ke depan, kolaborasi antara akademisi dan institusi teknis seperti BMKG diharapkan dapat mendorong terciptanya sistem peringatan dini yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat pesisir,” ungkapnya. (*)