Januari 2024, Kasus DBD di Boyolali Menurun

BOYOLALI (Ampuh.id) – Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Boyolali terus mengalami penurunan. Hingga bulan Januari 2024 tercatat penderita DBD sebanyak 45 orang. Sementara pada Januari 2023, penderita DBD di wilayah mencapai 82 orang.

“Selama Januari 2024, kasus DBD di Boyolali mengalami penurunan jika dibanding bulan yang sama, yakni pada Januari 2023,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, dr Puji Astuti di Boyolali, Senin (5/2/2024).

dr Puji Astuti menyebut kasus DBD di Boyolali selama Januari tahun ini mencapai 45 orang dengan kematian satu orang di Desa Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro. Dibandingkan pada bulan yang sama di 2023, penderita DBD hingga akhir bulan Januari lebih sedikit. Pada Januari 2023, penderita DBD di Boyolali menempuh 82 orang penderita.

atau menurun dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2023 yang mencapai 82 orang.

Dia menjelaskan kasus DBD yang meninggal dunia di Desa Kalinanas tersebut sudah dilakukan penanganan, antara lain dengan cara penyuluhan, abatesasi selektif, dan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Pihaknya juga melaksanakan pengasapan yang berfokus siklus pertama pada 15 Januari dan siklus kedua pada 22 Januari 2024. Saat ini, tidak ada kasus baru di Desa Kalinanas dan tetap dilakukan pemantauan pelaksanaan PSN.

Dia meminta warga untuk mencegah tambahan jumlah kasus DBD di Boyolali dengan cara lebih disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menggencarkan PSN.

Selain itu, kata dia, salah satu usaha untuk menurunkan angka kasus DBD di Boyolali dengan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).

Pemilik rumah akan memantau jentik-jentik di rumah masing-masing sehingga tidak ada lagi kasus DBD di Kalinanas.

dr Puji Astuti berharap masyarakat agar meminta obat pembunuh jentik-jentik nyamuk atau abate di puskesmas terdekat. Abate diberikan secara gratis untuk masyarakat selama persediaan masih ada.

Dia mengatakan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala mengarah ke demam berdarah, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.

“Jika kita terlambat menangani anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, hal ini bisa memicu terjadinya dengue shock syndrome (DSS) yang bisa menyebabkan kematian,” tukasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *