Dr Supari: USM Punya Visi Jadi Motor Penggerak Inovasi

SEMARANG (Ampuh.id) – Tidak hanya menjadikan Universitas Semarang (USM) sebagai kampus yang unggul dalam bidang akademik, USM juga memiliki visi untuk menjadi motor penggerak inovasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

Dalam mewujudkan visi tersebut, Rektor USM, Dr Supari ST MT memamerkan karya-karya ciptaan civitas akademika USM kepada pendengar Radio USM Jaya, dalam Talkshow Rektor Menyapa di Studio Radio USM Jaya Gedung N Kampus USM, Selasa (7/10/2025).

Talkshow yang dipandu Penyiar Radio USM Jaya, Redo Tanimbar dan Elsa Safira itu mengangkat tema “Mendorong USM Sebagai Pusat Inovasi”.

“Kami ingin USM menjadi tempat lahirnya ide-ide kreatif, riset terapan, dan teknologi yang mampu menjawab tantangan zaman serta berkontribusi bagi pembangunan daerah dan nasional. USM terus membangun ekosistem inovasi yang melibatkan mahasiswa, dosen, industri, pemerintah, dan masyarakat,” kata Supari.

Menurutnya, USM telah memperkuat ekosisten inovasi di kampus melalui beberapa langkah strategis, seperti pengembangan inovasi dan pengembangan wirausaha, serta dukungan terhadap riset-riset dosen dan mahasiswa, kemitraan dengan industri, serta penyediaan inkubator bisnis kampus.

USM juga akan memperluas kolaborasi lintas disiplin dan memperkuat digitalisasi proses pembelajaran serta penelitian.

Pihaknya mendorong setiap sivitas akademika USM untuk berani bereksperimen, menciptakan karya, dan menembus batas-batas tradisional dunia akademik.

“Inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga cara berpikir dan bertindak yang memberi manfaat bagi sesama. USM memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan idenya menjadi produk nyata yang bisa dikomersialisasikan atau dimanfaatkan masyarakat,” ujar Supari.

Dia mengatakan, kerja sama dengan berbagai pihak seperti perbankan, kelompok usaha, industri terus dilakukan USM untuk mengadakan pelatihan wirausaha bagi mahasiswa.

USM juga sering menggelar kegiatan seperti expo, termasuk dalam kegiatan KKN yang menampilkan karya inovasi mahasiswa dan sivitas akademika USM. Mulai dari pengelolaan sampah, penguatan ketahanan pangan, dan aplikasi pengelolaan keuangan RT/RW.

Selain itu, dosen juga didorong untuk melakukan penelitian dan inovasi. Diantaranya Tim Peneliti Dosen USM yang menemukan inovasi dalam pengembangan model pembelajaran berbasis pendidikan 5.0. Inovasi tersebut diberi nama HYLED 5.0 (Hybrid Laboratory based on Education 5.0) Learning Model sebagai peningkatan keterampilan menulis bahasa inggris bagi siswa SMK.

“Yang juga membanggakan adalah beberapa inovasi dari USM itu sudah dipatenkan. Salah satunya adalah inovasi paten tentang pengelolaan air tanah dengan model pipa resapan yang sudah dimanfaatkan di Kota Semarang, dan juga sudah dilirik oleh Kabupaten Semarang,” ungkapnya.

Supari mengungkapkan, mengubah paradigma dari “belajar untuk nilai” menjadi “belajar untuk solusi” merupakan tantang terbesar dalam membangun budaya inovasi di lingkungan kampus. Banyak civitas akademika yang masih berpikir bahwa inovasi adalah urusan laboratorium atau teknologi tinggi.

“Padahal inovasi bisa muncul dari cara berpikir kreatif di bidang apapun. Inovasi itu butuh ekosistem terbuka. Tantangan muncul ketika kampus terlalu ‘tertutup’, jarang menggandeng industri, pemerintah daerah, atau startup. Akibatnya, ide-ide kampus tidak sampai ke tahap penerapan nyata,” tegas Supari.

USM, katanya, aktif menjalin kemitraan strategis baik dengan sektor industri, pemerintah daerah, maupun komunitas masyarakat, agar riset dan inovasi yang dikembangkan di kampus dapat sesuai dengan kebutuhan lapangan.

”USM bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Tengah, PT Majubangkit Indonesia Group “Meningkatkan Pariwisata dan Transportasi di Desa Surodadi Demak”, Pemerintah Kabupaten Kendal, Kementerian Transmigrasi, Lemhanas, hingga kerja sama dengan perguruan tinggi lain,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *