DPRD Kota Semarang Berharap Inflasi Bisa Turun Tahun Ini
SEMARANG (Ampuh.id) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang berharap inflasi bisa turun di tahun ini. Hal tersebut penting supaya masyarakat bisa merasakan terus harga bahan pokok stabil, pasokan terpenuhi, harga terjangkau dan perekomian stabil.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Mualim mengungkapkan jika nantinya harga bahan pokok melambung tinggi, maka, akan sangat memprihatikan jika masyarakat yang merasakan hal tersebut. Sehingga pihaknya melakukan antisipasi dengan berkoordinasi dengan pemerintah.
“Makanya kita ajak diskusi melibatkan pemerintah daerah dan BPS karena dia yang punya datanya. Dia selalu melakukan observasi dan tatap muka dengan masyarakat itu kita sinkronkan jadi kan ketemu,” ucapnya usai menghadiri Dialog Interaktif di Favehotel, Kamis (18/7/24).
Kesulitan yang selama ini dihadapi oleh BPS, kata Mualim, adalah ketika pengusaha sulit dimintai data. Sehingga ia menyarankan agar pemerintah bisa turun tangan membantu menjembatani.
“Yang sulit-sulit tidak usah dikasih izin atau dicabut. Ya paling tidak awal dikasih teguran,” ujar Mualim.
Ia juga menyoroti harga minyak goreng di pasar tradisional melonjak tinggi sampai Rp 16 ribu per liter. Menurutnya jika hanya dua komponen seperti minyak goreng dan beras saja, artinya belum bisa dikatakan inflasi naik.
“Karena itu harus ada beberapa komponen karena tingkatnya menyeluruh secara tidak langsung. Kalau kaitannya dengan minta goreng itu mahal bagaimana dengan pihak pengusaha maupun pemerintah duduk bersama apa yang menyebabkan harga minyak ini naik atau memang tidak ada bahan. Nah ini kan harus segera di upayakan belajar dari tahun ke tahun,” jelas Mualim.
Dalam hal ini, lanjut Mualim, pemerintah harus bisa menjembatani. Salah satunya dengan cara memberikan subsidi silang hingga bantuan CSR.
“Jangan sampai ada konsumen atau pengusaha yang menimbun disaat barang itu langka penyebabnya. Kalau langka bisa terjadi inflasi, harga naik, pasokan juga susah. Salah satu penyebab inflasi naik,” paparnya.
Di sisi lain, Mualim menerangkan, sejauh ini momen menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tidak berdampak pada kenaikan inflasi. Sehingga yang terpenting adalah tidak ada unsur politis yang membuat masyarakat tidak seimbang, gaduh dan tidak kondusif.
“Nah itu akhirnya yang menyebabkan barang ini langka. Kalau transparan tidak bakal terjadi (kenaikan inflasi, Red.) di momen apa pun, tidak kecuali momen Lebaran. Karena kebutuhan masyarakat akan mengonsumsi bahan pokok itu memang meningkat,” terangnya.
Maka dari itu, ia mendorong pemerintah untuk terus melakukan operasi pasar. Tidak hanya menjelang Lebaran, namun setidaknya bisa beberapa bulan sekali.
“Lonjakannya di mana yang langka apa ini yang harus diupayakan jangan sampai muncul masalah baru,” kata Mualim. (*)