|

Debat Capres Soal TI: Anies Fokus Alih Teknologi, Ganjar Ingin Laptop Murah

JAKARTA (Ampuh.id) – Masalah teknologi dan informasi menjadi salah satu tema dalam debat pamungkas calom presiden (capres), di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Dalam debat capres yang berlangsung semarak tersebut, calon presiden capres nomor urut 1 Anies Baswedan menunjukkan potensi industri lokal dalam menekan harga perangkat teknologi dan mengurangi ketergantungan impor. Sementara capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti pentingnya membuat perangkat komputer dan laptop menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Anies Baswedan, menggarisbawahi pentingnya alih teknologi dan investasi padat karya sebagai kunci kemajuan di sektor teknologi informasi dan telekomunikasi. Anies menekankan pada peningkatan kualitas manusia dan inovasi, serta reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi untuk menciptakan lapangan kerja lokal.

Hal lain yang tidak kalah penting, menurut Anies, adalah perlindungan atas hak intelektual yang nanti akan terkait dengan industri manufaktur. “Kami memandang investasi padat modal padat padat karya akan memungkinkan Indonesia lompat lebih cepat,” paparnya

Menanggapi tantangan kedaulatan teknologi informasi yang Indonesia hadapi, Ganjar mengatakan jika bisa masuk e-Katalog, pemerintah bisa membantu pengguna internet.

“Kedua kita bisa menugaskan PT LEN, kalau nggak salah dulu kami pernah akan dibuat ini. Semua ini merupakan upaya kami untuk mendorong produksi lokal sebagai langkah konkret menghadapi impor yang mencapai angka 30 triliun rupiah pada tahun 2023,” tukasnya.

Ganjar Pranowo memaparkan visi ambisius untuk membuat harga komputer dan laptop dapat dijangkau dengan maksimal Rp 1 juta, sebuah gagasan yang akan memerlukan dukungan dan penugasan langsung dari pemerintah.

“Satu komputer, satu laptop, seharga maksimum Rp 1 juta. Sayang, kalau ini tidak kita pastikan tanpa penugasan dari Pemerintah itu tidak akan pernah selesai,” jelas Ganjar, menggarisbawahi pentingnya intervensi pemerintah dalam mewujudkan inisiatif tersebut.

Ganjar juga menyarankan kerja sama dengan industri dan brand internasional sebagai alternatif untuk mempercepat realisasi kemandirian teknologi, serupa dengan model yang telah berhasil diterapkan oleh India.

“Kita mendapatkan nilai tambah. Gen kita akan ditambahkan di situ bisa melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai kemandiriaan, sehingga kelak kita tidak terlalu bergantung,” imbuhnya, menyoroti manfaat transfer pengetahuan dan teknologi dari kolaborasi semacam ini.

Tema besar debat kelima adalah kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi. Adapun sub tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan. Lalu teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *