Unkartur Wisuda 69 Generasi Emas Berkharakter Wirausaha

SEMARANG (Ampuh.id) – Universitas Nasional Karangturi (Unkartur) Semarang menggelar wisuda ke-3, di kampus setempat, baru-baru ini. Wisuda ke-3 mengusung tema ”Generasi Emas Berkarakter Wirausaha”.

Diangkatnya tema Generasi Emas Berkarakter Wirausaha ini mengandung harapan agar para lulusan tidak mudah putus asa, penuh kreasi dan inovasi.

Rektor Unkartur Dra Lusiawati Dewi MSc pada sambutannya mengatakan lulusan kali ini yang berjumlah 69 wisudawan. “Ada 80% yang telah diterima kerja sebelum wisuda, dan 20%-nya sedang menunggu panggilan kerja,” katanya.

Lusi berharap para lulusan Unkartur ini semuanya bisa bekerka dan mendapatkan tempat kerja yang baik, atau pun kerja mandiri dengan merintis usaha sendiri.

Dia menyebut gelar kesarjanaan yang diberikan para lulusan ini sebagai bentuk pengakuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik yang telah berhasil diraihnya.

“Dengan menyandang gelar baru tersebut, lulusan kini mengemban tanggung jawab baru yang lebih tinggi, untuk bisa berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, serta peradaban dunia dan kemanusiaan,” tegasnya.

Menurut Lusi, mahasiswa dan sarjana adalah dua status yang berbeda. Dari perbedaan status tersebut, melekat peranan, hak dan tanggung jawab yang berbeda.

“Di lingkungan kerja pun, ketika Anda menjadi bawahan atau atasan, sebagai karyawan atau pimpinan, di sini Anda mengemban peranan yang berbeda lagi. Jadi, di sepanjang perjalanan hidup, kita akan memasuki lingkungan sosial yang berbeda-beda, memegang peranan yang berbeda-beda. Untuk bisa menempuh perjalanan tersebut dengan berhasil, kita perlu terus-menerus belajar (life-long learning). Tetapi ini saja tidak cukup, kita juga perlu terus-menerus mengembankan karakter,” ujarnya.

Tiga Prinsip Utama

Rektor mengingatkan para lulusan Unkartur sudah dilatih untuk berwirausaha. Minimal mampu memahami jiwa wirausaha yang pantang menyerah, berkreasi dan inovasi. “Asah terus kemampuan kalian agar bisa menjadi bekal untuk menghadapi dunia nyata di luar kampus,” pesannya.

Lusi juga mengingatkan agar selalu memegang dan melaksanakan prinsip dasar agar mampu menghadapi tantangan yang semakin global. Tiga prinsip utama itu, yakni adaptasi, integritas, dan rendah hati.

“Jika ketiga hal ini penting untuk dipegang dan dilaksanakan, kalian akan dapat berhasil dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat yang majemuk,” paparnya.

Dia menilai sebenarnya, baik kampus maupun dunia kerja, adalah lingkungan sosial yang heterogen. Di kampus terdapat beraneka ragam bidang akademik, serta mahasiswa dari beraneka ragam latar belakang sosial/budaya.

Perbedaannya, lanjut Lusi, sebagai mahasiswa, para lulusan tidak dituntut untuk berinteraksi dan berkolaborasi dalam keanekaragaman tersebut. Kalaupun harus berkolaborasi dalam kelompok ataupun mengerjakan penelitian lintas-disiplin, ini semua masih dalam konteks pembelajaran.

Sedangkan di lingkungan kerja, sambung dia, para lulusan akan terlibat dalam urusan problem-solving yang akan menimbulkan dampak yang nyata. Keberhasilan problem-solving tersebut sangat bergantung pada keberhasilan dalam interaksi, dialog dan kolaborasi dengan berbagai pihak, dalam keanekaragaman latar belakang, cara pandang, sikap dan kepentingan.

“Kunci dari keberhasilan ini adalah adaptasi. Integritas adalah konsistensi antara prinsip/nilai yang kita pegang, pikiran, sikap, dan perbuatan, secara terus menerus. Menjaga integritas artinya kita berupaya menjalani hidup dengan menggali (to explore) dan memegang prinsip/nilai, dan mengembangkan gagasan, membangun sikap serta menjalankan pekerjaan, secara selaras dengan prinsip/nilai tersebut. Ketika kita terus-menerus berusaha menjaga integritas, kita akan menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan diandalkan oleh lingkungan sosial kita,” katanya.

Selain ini, kata Lusi, menjaga integritas akan membuat hidup kita menjadi punya pegangan dan orientasi. ”I know what I do, why, and for what purpose. Ketika kita mengabaikan integritas, kita bisa mengalami disorientasi dalam hidup, dan kepribadian kita menjadi terpecah atau tidak solid. Saya berpesan kepada alumni Unkartur, pegang integritas, (mudah) beradaptasi dengan lingkungan, rendah hati, jujur , dan moral yang baik. Jagalah nama baik almamater Dimanapun anda bekerja, anda berada,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *