Pergelaran Wayang Kulit Cermin Kekompakan dan Persatuan
BLORA (Ampuh.id) – Dalam rangkaian acara Resepsi HUT RI ke-79 di Halaman Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Senin malam, 26 Agustus 2024, pergelaran wayang kulit menjadi penutup yang penuh makna. Pergelaran ini dipimpin oleh Dalang Muda Ki RM Akbar Syahalam dari Nganjuk, yang juga menghadirkan bintang tamu ternama, Abah Kirun dan Andik TB Cs, untuk menambah kemeriahan acara.
Camat Kedungtuban Rajiman memberikan pandangannya mengenai relevansi seni wayang dalam perjuangan bangsa serta pentingnya kekompakan dalam keberhasilan suatu acara.
Saat ditanya mengenai makna dari dipilihnya pergelaran wayang kulit sebagai penutup rangkaian acara, Rajiman menjelaskan bahwa wayang merupakan seni yang sudah ada jauh sebelum masa penjajahan dulu.
“Wayang adalah seni yang sudah ada sejak sebelum ada penjajahan. Di sana ada penggambaran kehidupan kebaikan melawan kemungkaran dan pada setiap lakonnya selalu kebaikanlah yang menjadi pemenang,” ujarnya.
Menurutnya, relevansi dari seni wayang saat ini adalah sebagai simbol perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam melawan kemungkaran kolonialisme, yang akhirnya membuahkan kemenangan dan kemerdekaan bagi bangsa.
Rajiman juga menekankan pentingnya kekompakan dalam setiap pagelaran wayang.
“Pergelaran wayang kulit adalah perpaduan komposisi seni baik kerajinan wayang, gamelan, serta peran dalang yang mengharmonikan lakon yang diiringi penabuh gamelan serta sinden adalah kekompakan dalam persatuan. Keberhasilan dalam pentas-pentasnya, ibarat semboyan-semboyan dan jargon-jargon perjuangan ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’,” jelasnya.
Pergelaran wayang kulit yang dipimpin oleh Dalang Muda Ki RM Akbar Syahalam ini berhasil memukau penonton dengan kepiawaiannya dalam menghidupkan lakon.
Kehadiran bintang tamu seperti Abah Kirun dan Andik TB Cs juga menambah daya tarik acara, menjadikannya sebagai perayaan budaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kebangsaan yang mendalam.
Menurut Camat Kedungtuban itu, pergelaran wayang kulit tidak hanya sekadar hiburan budaya, tetapi juga sarana untuk mengingatkan kembali pentingnya persatuan dan kebersamaan dalam menjaga kemerdekaan yang telah diraih. Seni wayang, dengan segala komponen pendukungnya, menjadi simbol bagaimana persatuan dapat menciptakan harmoni dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dengan semangat tersebut, rangkaian acara Resepsi HUT RI ke-79 di Kecamatan Kedungtuban ditutup dengan penuh khidmat dan harapan agar nilai-nilai perjuangan dan persatuan terus tertanam kuat dalam kehidupan masyarakat. (*)