Mulai Maret hingga Desember, Maxi Brain Academy Semarang Sajikan 10 Seri Konser Musik Menawan

SEMARANG (Ampuh.id) – Maxi Brain Academy Semarang akan menggelar 10 seri konser musik yang dihelat mulai bulan Maret hingga Desember 2024. Pada konser musik nanti Brain Academy menggandeng musisi profesional dan pelajar untuk menyajikan berbagai variasi format dalam musik kamar, seperti kwartet cello, kwartet gesek, Soprano dan piano, dan quintet tiup kayu.

Owner Maxi Brain Academy, Pauline Wonoadi menjanjikan dari 10 seri konser yang disajikan itu, semuanya akan memainkan musik-musik indah yang biasa dinikmat para pecinta musik di tanah air, tak terkecuali masyarakat Kota Semarang.

Menurut Pauline, rangkaian konser musik Maxi Brain Academy Semarang ini bertujuan untuk menjalin hubungan pertemanan melaui musik, dan memberikan musik bagi pendengar sebagai makanan jiwa.

“Musik dapat dinikmati semua orang yang cinta akan keindahan seni suara. Musik hidup dan berasal dari hati, bukan berasal dari ukuran-ukuran kompetitif yang tidak mendukung ekspresi diri,” kata Pauline.

Pada konser perdana Brain Academy, menurut Pauline, dijadwalkan digelar pada 14 Maret di Maxi Brain Academy Hall,Jalan Rinjani 18 Semarang pada pukul 18.00 WIB. Konser yang mengusung tema “Echoes of Life” ini dipersembahkan oleh Jogja Cello Kwartet.

Menurut Pauline, dalam setiap melodi dan harmoni yang ternyanyikan, terdapat kekuatan yang mampu menyentuh ruang terdalam dalam jiwa manusia.

“Musik sebagai bahasa universal, melampaui batasan kata-kata dan membawa kita ke dunia yang penuh emosi dan makna,” kata Pualine di Semarang, Jumat (1/3/2024).

Menurut Pauline, konser musik ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dari expert ke murid-murid yang kini sedang menimba ilmu musik di Maxi Brain Academy Semarang. Tidak hanya piano saja, karena Ivan juga merupakan artistic director & konduktor berpengalaman.

“Kami berharap murid-murid bisa menjadi talenta muda di bidang musik bisa mengasah skill dan bakatnya untuk bisa mengenal instrumen lebih baik lagi. Mulai dari bermain sendiri, hingga bermain bersama dengan orang lain,” ujar Pauline.

Dia menilai apresiasi terhadap musik bukanlah sekadar mendengarkan suara yang indah, melainkan meresapi kekayaan seni yang menjadi pencerminan kehidupan itu sendiri.

Melalui serangkaian nada, lanjut Pauline, musik membangun jembatan tak terlihat di antara kita, menghubungkan hati dan pikiran melalui getaran-getaran yang menciptakan keajaiban.

“Dalam prolog ini, kita akan menjelajahi pentingnya apresiasi musik, sebuah perjalanan ke dalam dunia di mana melodi dan lirik menggambarkan kisah-kisah hidup, menciptakan pengalaman yang mendalam, dan merayakan keberagaman budaya,” paparnya.

Melalui konser Brain Academy nanti, Pauline mengajak penikmat seni suara agar bisa masuki alam semesta musik, tempat di mana setiap not dan akor memiliki kekuatan untuk menyentuh emosi manusia, membangkitkan kenangan, dan menyampaikan pesan yang mungkin sulit diungkapkan oleh kata-kata biasa.

Dalam keheningan yang diberkahi oleh harmoni, kata Pauline, pecinta musik akan memahami bagaimana cara mengapresiasi terhadap musik. “Musik bukan hanya menyentuh diri kita sendiri, tetapi juga menjadi alat penyatuan bagi seluruh umat manusia,” tukasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *