Menparekraf Targetkan Nilai Ekspor Ekraf Meningkat Hingga 28 Miliar Dolar AS

JAKARTA (Ampuh.id) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif khususnya dari sisi ekspor mampu mencapai 28 miliar dolar AS tahun ini demi mendorong terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas.

“Nilai tambah ekonomi kreatif (tahun) 2023 telah menembus Rp1.415 triliun, di atas target Rp1.300 triliun. Tapi kita punya PR (pekerjaan rumah) untuk nilai ekspor ekonomi kreatif dimana ini peluangnya lebih besar sebetulnya,” kata Menparekraf Sandiaga saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI dengan tema “Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi”, di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Jakarta Barat, Jumat (1/3/2024).

Peluang peningkatan nilai ekspor tersebut tidak lepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku UMKM tanah air. Seperti yang dicapai para peserta program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf/Baparekraf, omzet para peserta AKI meningkat antara 15 hingga 30 persen.

“Sekitar 15-30 persen (peningkatan omzet) ini belum menghitung potensi ekspor,” kata Sandiaga.

Karenanya melalui pelatihan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Kemendag ini diharapkan para peserta nantinya tidak hanya menjajaki pasar dalam negeri tapi juga menjadi juara di pasar mancanegara. Sehingga dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif tahun 2024.

“Pelatihan ini diharapkan menjadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka,” kata Sandiaga.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2023 secara akumulatif mengalami surplus sebesar 36,93 miliar dolar AS. Begitu juga dengan neraca perdagangan periode januari 2024 yang kembali mencatat surplus sebesar 2,02 miliar dolar AS. Hal ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan secara berturut-turut.

“Indonesia surplus besar sekali, tapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk kita yang lain seperti ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen,” kata Sandiaga.

Ia berharap dengan meningkatnya nilai ekspor produk ekonomi kreatif akan berdampak pada penguatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja masyarakat.

“Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sampai 25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan merekalah (peserta pelatihan/UMKM) yang akan menciptakan lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandiaga.

Terkait negara tujuan ekspor, Menparekraf berpesan agar nantinya para pelaku ekraf dapat menyasar pasar non tradisional. Yakni negara-negara yang potensial secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi Indonesia, seperti negara-negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah dan Pasifik Selatan.

“Kita harus mendiversifikasi ini sehingga pasar-pasar yang belum tersentuh, apalagi Afrika ini pasar yang peluangnya sangat luar biasa sebagai pasar produk ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *