Jateng Berkomitmen Tekan Radikalisme Sejak Dini

SEMARANG (Ampuh.id) – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng Haerudin menegaskan Pemerintah Provinsi Jateng menekan paham radikal sejak dini melalui internalisasi nilai toleransi di sekolah.

“Intoleran itu embrio dari radikalisme. Yang kemudian yang jadi konsen Pak Gubernur, ia selalu mengatakan yang namanya radikalisme terorisme itu kita lawan,” kata Haerudin, di Semarang, baru-baru ini.

Menurut dia, keaktifan Jateng dalam mencegah dan mengantisipasi faham radikalisme sejak dinia telah membuahkan hasil yang membanggakan. Hasil kerja keras ini diwujudkan dengan pemberian penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI kepada Pemprov Jateng. Penghargaan itu berupa inisiator pencegahan ekstremisme, dan penghargaan kerja sama dengan multipihak.

“Jateng dinilai BNPT berhasil mencegah paham ekstrem dan radikal melalui berbagai regulasi, salah satunya bidang Pendidikan. Kami berharap penghargaan bisa menjadi cambuk bagi Jateng untuk terus memerangi faham radikal yang mencoba masih di wilayah ini,” ujarnya.

Haerudin mencatat saat ini indeks toleransi Jateng berada pada skor 73,68%. Angka tersebut menunjukkan masih ada pihak-pihak yang belum menerapkan toleransi seutuhnya.

Berkaca dari kondisi itu, Haerudin mengatakan Pemprov Jateng telah menggandeng Wahid Foundation membentuk 77 Sekolah Damai di level SMA/SMK. Sekolah tersebut menjalankan tiga pilar dasar, yakni sistem peringatan pencegahan intolaransi, toleransi dan perdamaian, dan pilar pembentukan kepemimpinan berdasar nilai damai dan inklusif.

Selain itu, Pemprov Jateng juga aktif menyambangi eks napi teroris yang telah keluar dari penjara untuk menggerakkan perekonomian eks napiter. Haerudin berharap, dengan terobosan-terobosan ini bisa menurunkan tingkat intoleransi 5-10%, agar bisa menepis isu politik identitas dan menurunkan suhu politik jelang Pemilu 2024.

“Kesbangpol dengan tim terpadu menggerakkan teman-teman OPD dan Baznas juga, kita sinergikan kemudian dilatih usaha, dibantu alatnya buat kopi di angkringan jual kopi, agar mereka bisa jadi pemberi zakat,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *