Inkubator Bisnis USM Bantu Mahasiswa yang Merintis Usaha
SEMARANG (Ampuh.id) – Inkubator Bisnis USM membantu mahasiswa dan alumni USM yang berminat berwirausaha. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan poduk usaha mahasiswa melalui Talkshow di TV USM, baru-baru ini.
Ketua Inkubator Binis USM, Daniel Teguh SE MM mengatakan, inkubator Bisnis USM adalah tempat/wadah untuk membantu koordinasi kelembagaan kewirausahaan yang ada di USM dengan pendekatan program bimbingan bisnis bagi mahasiswa dan alumni USM yang berminat berwirausaha secara intensif, terstruktur, terarah, dan terpadu dengan aktivitas pendampingan usaha yang baik.
Tugas pengurus inkubator Bisnis USM adalah melakukan pembinaan, pendampingan dan pengembangan usaha mahasiswa yang belum ataupun sudah berwirausaha di lingkungan Mahasiswa Universitas Semarang.
Selain itu, sebagai wadah untuk memobilisasi semua potensi usaha yang ada di Universitas Semarang.
Tugas lain adalah melakukan koordinasi dengan unit kewirausahaan yang lain di Universitas Semarang, melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan ekosistem kewirausahaan di Universitas Semarang.
”Yang tidak kalah penting adalah melakukan pengelolaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kewirausahaan mahasiswa di Universitas Semarang, dan melaporkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan terhadap Rektor Universitas Semarang,” katanya.
Dalam Talkshow di TV USM, hadir tiga narasumber mahasiswa yang sedang merintis usaha. Mereka adalah Lilis Setyani yang memiliki usaha di bidang kuliner makanan dengan nama Ayam Geprek SBM di wilayah Karangawen Demak, Layang Asmoro yang memiliki usaha Tahu Bakso Sendang Roso, dan M Ismawan yang menekuni usaha bergerak di skincare.
Menurut Lilis, keunikan yang dimiliki resto miliknya, yaitu bisa mengambil nasi sendiri sepuasnya dan free es teh jumbo. Pembelinya selalu rame, karena pihaknya memberikan pelayanan mengantar pesenan.
”Untuk segmentasi pasarnya sendiri untuk semua kalangan, apalagi untuk kelas menengah ke bawah karena harganya terjangkau dimulai dari Rp 10.000 dan yang paling mahal di harga Rp 20.000,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Layang Asmoro. Menurutnya, dari sekian banyaknya tahu bakso, usahanya memiliki keunikan tersendiri yaitu memakai tahu pong agar adonan daging bisa lebih banyak dan memasaknya dengan cara di kukus.
Untuk tahu baksonya sudah bisa didapatkan ke toko oleh-oleh seperti di Koeta Toea, Toko 52, Bakpia Kukus Tugu Jogja, Lawang Sewu, dan di Bandara Ahmad Yani.
”Untuk segmentasi pasarnya pastinya untuk para wisatawan yang datang ke Semarang atau orang-orang Semarang untuk di bawakan ke kampung halamannya (mudik). Tahu Bakso Sendang Roso dipackaging dalam bentuk vakum dan kedap udara. Jadi bisa awet 4 hari dalam suhu ruang,” tuturnya.
Sementara itu, M Ismawan mengaku memiliki usaha dengan nama ”Wanha Beauty”. Usahanya yang bergerak di skincare tersebut sudah berjalan 5 bulan.
Untuk segmen pasarnya ini untuk kalangan menengah kebawah karena harganya sangat terjangkau untuk Wanita karir dan pelajar juga bisa. Saya berharap, ke depan, usahanya bisa memenuhi kebutuhan pasar,” katanya. (*)