FEB UNDIP Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Inovasi Produk dan Dukungan Peralatan Produksi
SEMARANG (Ampuh.id) – Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB UNDIP) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Salah satu wujud nyata dari kegiatan ini adalah penyerahan bantuan oven roti gas merek LUMINTU berukuran 100 cm x 60 cm x 65 cm kepada mitra UMKM di Banyumanik, Semarang, Kamis (5/6/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program PKM Departemen Manajemen FEB UNDIP bertajuk “Penguatan Daya Saing UMKM Kuliner melalui Inovasi Produk dan Manajemen Digital”, yang didanai melalui DIPA Batch 1 Tahun 2025 sesuai dengan SK Dekan Nomor: 306/UN7.F2/HK/IV/2025.
Bertempat di kediaman salah satu pelaku UMKM binaan, penyerahan bantuan dilakukan oleh dosen FEB UNDIP, Idris, S.E., M.Si., kepada Ibu Diah Indri Puspitasari, seorang pengusaha kuliner lokal yang aktif mengembangkan produk olahan berbasis resep tradisional.
Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah anggota tim pengabdian, yakni Dr. E. Hersugondo, M.M., Dr. Fuad Mas’ud, MIR., Dr. Ahyar Yuniawan, S.E., M.Si., serta Dea Adielyani, S.M., M.M., bersama para pelaku UMKM dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Idris menyampaikan pemberian oven ini merupakan bentuk kepedulian akademisi untuk mendorong efisiensi, kapasitas produksi, dan inovasi pada usaha kecil.
“Kami berharap oven ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kue kering lokal, sekaligus menjadi titik awal untuk lahirnya inovasi-inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan pasar,” ungkapnya.
Lebih jauh, tim pengabdian menyadari bahwa penguatan UMKM tidak cukup hanya dengan bantuan alat, tetapi juga harus disertai pendampingan yang intensif dan berbasis riset, agar pelaku usaha benar-benar mampu meningkatkan daya saing dalam jangka panjang.
Program ini secara keseluruhan dirancang untuk menjawab berbagai persoalan krusial yang dihadapi UMKM, mulai dari ketiadaan legalitas, keterbatasan inovasi, rendahnya kualitas kemasan, hingga kurangnya pemahaman tentang manajemen dan pemasaran digital.
Pendekatan yang digunakan tim Abdimas bersifat tidak hanya teknis, tetapi juga partisipatif dan berbasis pada kebutuhan mitra.
Sementara, Dr. Ahyar Yuniawan, S.E., M.Si., menambahkan usaha snack memiliki potensi besar untuk menjadi ikon kuliner tradisional Kota Semarang.
“Namun potensi itu hanya akan tumbuh jika ada keberlanjutan dalam pembinaan, serta penguatan ekosistem usaha yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, FEB UNDIP berharap dapat menjadi katalisator perubahan bagi UMKM lokal, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas, serta menunjukkan bahwa sinergi antara dunia akademik dan dunia usaha mampu menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. (*)