100 Warga Brunei Mengikuti Bengkel Puisi Esai di Bandar Seri Begawan
BANDAR SRI BEGAWAN (Ampuh.id) – Sebanyak 100 orang warga Brunei Darussalam mengikuti pelatihan menulis esai di Balai Sarmayudha, Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam, Bandar Sri Begawan, Sabtu (25/1/2025).
Pelatihan bertajuk “Bengkel Puisi Esai 2025” ini digelar atas kerjas ama Angkatan Sasterawan dan Sasterawani (Asterawani) Brunei Darussalam bekerja sama dengan Badan Bahasa dan Sastera (BAHASA), Sabah.
Pelatihan Menulis puisi esai ini diawali dengan sambutan dari Ketua I ASTERAWANI Brunei Darussalam Profesor Ampuan Dr Haji Brahim bin Ampuan Haji Tengah dan Presiden BAHASA Sabah Datuk Jasni Matlani serta diresmikan oleh Pemangku Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam Dayang Hajah Haireni binti Haji Awang Damit.
Prof Ampunan mengucapkan terima kasih kepada Badan Bahasa Sabah atas terselenggaranya pelatihan di Brunei.
Datuk Jasni juga menyatakan bahwa pelatihan ini terselenggara atas bantuan 3 teman dari Komunitas Puisi Esai Indonesia, yaitu Fatin Hamama, Jonminofri, dan Amelia Fitriani.
Pelatihan puisi esai sendiri dibuka dengan materi pengenalan awal dan ciri-ciri puisi esai yang disampaikan oleh Fatin. “Puisi esai berisi kepedulian terhadap kemanusiaan,” ujar Fatin..
Materi utama pelatihan, yaitu teknik penulisan puisi esai oleh Jonminofri Nazir dan materi puisi esai fakta dan Artificial Intelligence (AI) oleh Amelia Fitriani.
Sampai akhir presentasi pelatihan para peserta duduk tanpa meninggalkan gedung.
Sebelum presentasi pelatihan, Presiden Komunitas Puisi ASEAN Datuk Jasni membuka pelatihan ini dengan resmi dan dilanjutkan dengan sambutan dari Fatin..
Para peserta pelatihan puisi esai menerima penjelasan detail, dan tahap demi tahap dalam menulis puisi esai. Mulai dari memilih berita yang dipiih untuk tema puisi esai, mengembangkan ide, memasukkan unsur fiksi dalam puisi esai sampai dengan menulis body puisi esai.
Amelia menguraikan bahwa AI digunakan dalam menulis puisi esai hanya sebagai pelengkap mencari data, bukan menuliskan puisi dengan AI. Sebab hasil tulisan AI tentang puisi kering dari rasa. Amel juga menjelaskan proses kreatifnya dalam menulis puisi esai tentang Anwar Ibrahim dan istrinya.
Para peserta diminta menulis puisi esai dengan panjang 500 kata, setelah itu akan dibukukan. Penggagas puisi esai Denny JA yang Ketua Umum Satupena Pusat sudah bersedia memberikan kata pengantar untuk buku puisi esai ini. (*)