Tim PkM USM Beri Penyuluhan tentang Peran dan Fungsi Keluarga
SEMARANG (Ampuh.id) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang memberikan penyuluhan tentang pentingnya peran dan fungsinya dalam keluarga kepada warga Desa Bedono Kabupaten Demak, baru-baru ini.
Tim PkM USM terdiri atas Ketua Sri Widyawati SPsi MSi Psikolog, anggota Risti Ulfi Hanifah SE MAk Ak, Dr Bambang Sudarmanto ST MT, Desika Nur Jannah SPd MMPar. Kegiatan dihadiri Kadus Bedono, Kumaidi.
Widyawati mengatakan, tujuan kegiatan membantu warga untuk meningkatkan pemahaman mengenai keberfungsian sebagai anggota keluarga baik sebagai orang tua, pasangan (suami-istri) dan anak.
Dia berharap, orang tua dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diberikan selama kegiatan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
”Kami memberikan materi keberfungsian keluarga melingkupi peran keluarga, ekspresi emosi keluarga, saling ketergantungan, distribusi power keluarga, komunikasi keluarga dan sub sistem keluarga,” ujarnya.
Dia mengatakan, fenomena di masyarakat menunjukkan para anggota keluarga tidak menunjukkan peran yang seharusnya. Ayah tidak menunjukkan peran sebagai pelindung, malah jadi penindas.
Adapun ibu tidak menjadi perawat keluarga, malah menuntut didahulukan. Anak tidak memperlihatkan rasa hormat, malah semena-mena terhadap orang tua. Orang tua tidak menjadi figure teladan, anak malah mencari eksistensi dengan kenakalan di jalan.
”Keluarga telah mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga tidak mudah menilai mana keluarga yang berfungsi dengan baik (fully functioning) dan mana yang tidak berfungsi dengan baik (disfunctioning), mana keluarga yang sehat (healthy) dan keluarga yang tidak sehat, mana keluarga yang harmonis dan keluarga yang tidak harmonis,” ungkapnya.
Keluarga, katanya, merupakan unit dasar sosial terkecil di suatu masyarakat yang menentukan suatu kelompok masyarakat menjadi kelompok yang kuat. Artinya, segala aspek kehidupan masyarakat tidak lepas dari pengaruh keluarga.
Penguatan fungsi-fungsi keluarga memungkinkan keluarga membangun anggotanya menjadi sejahtera, mandiri, dan sanggup menghadapi tantangan.
”Dengan demikian, mengacu pada hal ini, kondisi keluarga turut mempengaruhi anak dalam mencapai atau tidak mencapai kualitas hidup yang optimal,” tambahnya. (*)