Pemprov Jateng Perkuat Daya Beli Masyarakat di 2025
SEMARANG (Ampuh.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen memperkuat daya beli masyarakat di tahun ini. Apalagi, di tengah ketidakpastian perekonomian dan perang antara Rusia-Ukraina.
Plh Sekda Jateng Ema Rachmawati menyebut upaya menyejahterakan masyarakat tetap digenjot. Hal itu tetap dilakukan meski tren penduduk miskin Jateng menurut Badan Pusat Statistik (BPS) turun signifikan menjadi 9,58 persen.
“Caranya adalah dengan meningkatkan daya beli mereka, dan menurunkan ketimpangan. Jadi mereka harus mempunyai pekerjaan atau punya usaha, sehingga mereka bisa membelanjakan kebutuhan pokoknya dengan aman,” ujar Ema di Aula BPS Jateng, Rabu (15/1/2025).
Menurutnya, penurunan kemiskinan membuktikan bahwa program kerja pemerintah selama ini sudah on the track. Capaian itu menjadi pelecut kinerja bagi Pemprov Jateng, untuk lebih menyejahterakan masyarakat.
Ada beberapa program kerja Pemprov Jateng dalam penurunan tingkat kemiskinan. Salah satunya pemberian bantuan melalui Kartu Jateng Sejahtera (KJS) khusus bagi disabilitas, lansia miskin, dan mereka yang tidak produktif karena sakit.
Selain itu, upaya juga ditempuh dengan pembangunan RTLH, bantuan jamban, sanitasi air bersih, dan sambungan listrik. Tidak lupa, di bidang pendidikan, Pemprov Jateng juga memastikan agar anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan.
“Terkait pemberdayaan ekonomi, kita juga memberi pelatihan melalui Disperindag dan Dinkop UMKM, juga pelatihan Baznas Jateng. Kita juga bantu penduduk miskin mengakses pekerjaan, misal, untuk kerja satpam harus ada 10 syarat, untuk penduduk miskin tidak sampai 10 syarat,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Jateng, Endang Tri Wahyuningsih menyebut jumlah penduduk miskin Jateng turun 307,99 ribu menjadi 3,4 juta orang, pada September 2024. Angka itu turun menjadi 9,58 persen atau 0,89 persen poin dibanding Maret 2024 yang mencapai 10,47 persen.
“Penurunan persentase tersebut menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. kinerja Pemprov Jawa Tengah juga turut menyumbang penurunan kemiskinan menjadi satu digit,” katanya. (*)