KKN Mahasiswa USM di Kecamatan Gayamsari dan Semarang Timur Diapresiasi
SEMARANG (Ampuh.id) – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) XXV mahasiswa Universitas Semarang (USM) dari 7 Januari – 5 Februari 2025 di Kecamatan Gayamsari dan Semarang Timur mendapat apresiasi dari pemerintah Kecamatan Gayamsari.
Setelah pelaksanaan KKN Tematik pada Oktober 2024, sebanyak ratusan mahasiswa USM melaksanakan KKN PPM XXV yang berlangsung dari 7 Januari – 5 Februari 2025.
Sekretaris Kecamatan Gayamsari, Wiwoho Budi Hartono SH MM mengungkapkan pihaknya merasa terbantu dengan adanya program-program dari mahasiswa KKN USM.
”Kegiatan KKN USM ini banyak sekali membantu, banyak yang mengena seperti kegiatan produk-produk UMKM yang ditampilkan di Expo KKN USM,” ungkapnya, Kamis (30/1/2025).
Saat ditemui pada kegiatan Expo KKN PPM XXV USM yang berlangsung di Auditorium Ir. Widjatmoko USM, dia berharap kegiatan KKN mahasiswa USM terus berlanjut, karena bermanfaat bagi masyarakat.
”Umpamanya dari kegiatan tahun ini menampilkan produk-produk dari UMKM, kemudian program itu bisa dilanjutkan di periode selanjutnya. Misalnya packing produk yang baik, lalu dilanjutkan lagi bisa terdaftar di BPOM, sertifikat halal, sampai hak paten, dan lain sebagainya. Itu harapan kami agar mahasiswa KKN USM ini bisa mewujudkan ke semua UMKM yang ada di Kecamatan Gayamsari,” ujarnya.
Hal senada turut diungkapkan Sekretaris Kecamatan Semarang Timur, Drs Oktaviatmono. Menurutnya, pihaknya berterima kasih kepada USM yang telah memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan KKN di wilayahnya.
”Kesempatan bagi kami untuk bisa menyampaikan program-program apa yang bisa mendukung mahasiswa KKN dengan harapan program kerja yang diusulkan oleh mahasiswa sesuai dengan program atau tema tentang kearifan lokal dan juga sesuai serta bermanfaat bagi masyarakat. Kami berharap, setelah selesai KKN masih ada hubungan yang lebih lanjut,” ungkapnya.
Menurutnya, proker-proker yang telah dilakukan mahasiswa KKN USM bermanfaat bagi masyarakat sekitar, bahkan ia memberikan nilai 8,5 dari 10.
”Beberapa kekurangan, ke depan bisa menjadi bahan untuk perbaikan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN. Kami berharap, dalam pembekalan KKN, diberikan materi tentang kearifan lokal, terutama terkait etika di lapangan,” jelasnya.
Dia menambahkan, sebelum penerjunan mahasiswa KKN, pihaknya selalu menyampaikan untuk selalu berkomunikasi baik dengan aparat masyarakat maupun pemerintah. (*)