Aksi Ulul Azmi Umara, saat menyampaikan pendapat dalam Rapat Satupena Temanggung, Jumat (24/10/2925).
Aksi Ulul Azmi Umara, saat menyampaikan pendapat dalam Rapat Satupena Temanggung, Jumat (24/10/2925).

Satupena Temanggung Tetap Solid

TEMANGGUNG (Ampuh.id) – Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Temanggung pasca HUT pertama (12/10/2025), masih terus eksis dan tetap bahkan akan makin solid. Demikian kesepakatan pendapat akhir dari evaluasi kinerja selama perjalanan setahun perkumpulan penulis tersebut.

Rembug Satupena Temanggung memasuki usia tahun kedua, berlangsung di Nglarangan Candimulyo Kedu, Jumat siang hingga sore (24/10/2025). Pertemuan dipimpin langsung oleh Ketua Satupena Temanggung, Wiwik Hartati. Hadir sejumlah aktivis Satupena setempat, antara lain Roso Titi Sarkoro, Muhisom Setiaki, Rizki Al Hidayah (Qiqie), Ulul Azmi Umara, Awi , Heni Susilowati dll.

Disepakati sebagai hasil pertemuan tersebut, mulai November 2025 mendatang akan diaktifkan pertemuan rutin sebulan sekali untuk kajian literasi yang lebih inten. Kajian literasi (Kaliterasi) Satupena itu, menurut Wiwik Hartati terbuka untuk umum.

“Tujuannya, untuk memberikan kesempatan kepada siapapun yang berminat memiliki ketrampilan literasi, supaya bisa berlatih Bersama Satupena Temanggung,” tandasnya.

Wiwik Hartati menegaskan, materi yang dibahas dalam acara semacam mini workshop itu, direncanakan mulai dari pelatihan jurnalistik, penulisan ilmiah populer, hingga sastra. Ditambahkan, khusus kajian sastra, Satupena Temanggung lebih memilih ikut mendukung program Pemerintah (Badan dan Balai Bahasa) melestarikan bahasa Ibu.

“Dalam hal ini, Bahasa Jawa.” ujarnya.

Tempaan Satupena

Menjawab pertanyaan berkait isyu miring terhadap keberadaan Satupena Temanggung belakangan ini, diakui ada pihak-pihak tertentu yang diduga akan merontokkan Satupena. Namun, menurut Wiwik dan kawan-kawannya, ujaran kebencian, caci maki, dan penyebaran informasi abal-abal itu dianggap sebagai tempaan Satupena.

“Mudah-mudahkan Allah akan selalu menuntun dan menunjukki jalan lurus, kepada Satupena Temanggung,” ujarnya.

Menurut Wiwik Hartati, program yang sangat mendesak adalah penerbitan antologi Cerita Rakyat lokal Temanggung. Pengumpulan naskah dari para penulis, dikatakan, ditunda hingga akhir Oktober.

“Insya Allah antologi cerita rakyat Satupena itu, ditargetkan terbit sebelum akhir tahun 2025.” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *