Tim PkM FTP USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Jahe ke Siswa SMKN H Moenadi Ungaran
SEMARANG (Ampuh.id) – Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen S1-Teknologi Hasil Pertanian (THP), Universitas Semarang (USM) menggelar Sosialisasi Diversifikasi Olahan Jahe kepada 70 siswa-siswi jurusan APHP SMKN H Moenadi Ungaran, di Aula SMKN H Moenadi Ungaran, Rabu (21/5/2025).
Tim PkM USM terdiri atas Ketua Ir Ery Pratiwi MP, anggota Prof Dr Ir Rohadi MP, Dr Ir Bambang Kunarto MP, Ir Dewi Larasati MSi dan Anisa Rachma Sari SSi MSi dibantu oleh 2 mahasiswa yaitu Muhammad Rizky Akbar dan Syufnan Muhammad Taufik.
Menurut Ery, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman terkait penanganan pasca panen dan pengolahan diversifikasi jahe bagi siswa seperti: produk serbuk jahe instan, sirup jahe dan bir jahe.
”Diversifikasi olahan jahe memiliki potensi ekonomi yang besar karena sebagai tanaman Toga yang banyak ditanam di pekarangan rumah bagi Sebagian Masyarakat. Selain itu cara pengolahannya juga relatif mudah dan sederhana,” jelas Ery.
”Ilmu yang disampaikan oleh para dosen USM relevan dengan jurusan APHP sehingga harapannya dapat menambah ilmu dan kreativitas bagi para siswa serta memunculkan suatu produk unggulan dari jurusan APHP,” jelasnya.
Dewi Larasati mengatakan, sebelum acara inti berupa pemaparan materi dari narasumber. Siswa diminta untuk mengerjakan kuisioner pre tes. Setelah pemaparan materi, siswa diminta kembali untuk mengisi kuisioner post tes.
”Penanganan pascapanen merupakan kegiatan yang harus diperhatikan guna menjaga kualitas bahan baku sebelum diolah. Tahapan dalam pascapanen jahe terdiri atas pengumpulan dan pengangkutan, pencucian, sortasi, grading, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan,” ujar Dewi.
Prof Rohadi menambahkan, ada beberapa metode pengeringan jahe seperti pengeringan alami (penjemuran), pengeringan buatan (oven) dan pengeringan dengan modifikasi ukuran melalui pengirisan tipis.
”Jahe dikenal sebagai tanaman herbal rimpang yang mengandung gingerol yang berfungsi sebagai anti inflamasi dan antioksidan. Shogaol efektif meredakan mual serta zingeron yang bersifat antimikroba dan menenangkan,” ungkap Rohadi.
Dia menjelaskan, karakteristik sensori sirup jahe yaitu memiliki warna kuning muda hingga cokelat terang tergantung jenis jahe, memiliki aroma dan rasa pedas (spicy) serta tekstur pekat.
Jahe yang difermentasi berpotensi sebagai minuman fungsional, memiliki manfaat kesehatan karena adanya probiotik. Kehadiran probiotik membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.
”Bir jahe merupakan produk minuman jahe terfermentasi yang dapat dikonsumsi sebagai minuman fungsional,” tuturnya.
Hal senada dikatakan Anisa. Menurutnya, pembuatan bir jahe tergolong mudah dan murah karena hanya memerlukan tiga bahan saja yaitu jahe, air dan gula. Namun yang perlu diperhatikan adalah kerja aseptis pada saat proses pembuatannya.
”Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi pembuatan bir jahe ditumbuhkan secara alami dengan merendam larutan jahe manis selama 3 hari pada suhu ruang. Proses pembuatan bir jahe membutuhkan waktu 3 hari,” tambah Anisa. (*)