Sebenarnya Umat Islam Peringati Isra’ Mi’raj Tiap Hari
SEMARANG (Ampuh.id) – Sebenarnya setiap hari umat Islam di seluruh dunia itu memperingati Isra’ Mi’raj. Karena umat Islam dalam setiap harinya, sehari semalam, menjalankan salat lima waktu. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan momen istimewa, karena dalam kesempatan itu Allah memerintahkan salat fardhu lima waktu melalui Nabi Muhammad.
Hal itu dikemukakan oleh Habib Hamid bin Sholeh Ba’agil pada Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih II, Ngaliyan, Semarang, Kamis malam (30/1/2025). Kegiatan itu dimeriahkan oleh Kelompok Hadroh Nurul Mustofa dan diawali dengan pembacaan kitab suci Alquran surat Al-Isra’ oleh Luthfi Fahmi Mahbubi.
Habib Hamid mengatakan, melalui Isra’ dan Mi’raj, Allah memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan terus ke Sidratil Muntaha, melebihi jauhnya langit ke tujuh. Pada malam isra’ mi’raj, tepatnya satu setengah tahun sebelum hijrah, Allah mewajibkan salat lima waktu kepada Rasulullah saw. Kemudian secara berangsur, Allah terangkan syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, serta hal-hal yang berkaitan dengan salat.
Pada awalnya, demikian Hamid, Allah memerintahkan lima puluh kali saolat dalam sehari semalam. Nabi Muhammad menerima perintah tersebut dengan rida. Namun, ketika Nabi Muhammad melewati langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Musa bertanya kepada Nabi Muhammad, apa yang Allah perintahkan padamu? Jawab Muhammad, aku diperintahkan untuk melaksanakan lima puluh kali salat salam sehari semalam”
Menurut Hamid, Nabi Musa mengingatkan jika umat Muhammad tak kan mampu melakukan lima puluh kali salat setiap hari. Karena Musa telah mencobanya pada umat sebelum umat Muhammad. Musa telah membina Bani Israel dengan susah payah. “Kembalilah kepada Tuhanmu. Mintalah keringanan untuk umatmu,” demikian Musa meminta kepada Muhammad untuk menghadap kembali kepada Allah.
“Nabi Muhammad pun kembali kepada Allah, memohon agar ada pengurangan jumlah salat. Lalu Allah menguranginya sepuluh salat, sehingga sisa 40 salat. Tetapi saat Muhammad bertemu Musa kembali, Musa pun menyarankan seperti yang ia sarankan sebelumnya. Begitu terus kejadiannya, Nabi Muhammad naik turun. Sampai Allah akhirnya memberi keringanan cukup melakukan lima kali salat dalam sehari semalam yang pahalanya sama dengan 50 kali salat,” ujarnya.
Tampak hadir dalam peringatan Isra’ Mi’raj itu, selain Ketua Takmir Masjid Baitussalam Gendro Susilo, Lektor Kepala Prodi Manajemen Haji dan Umrah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Dr Abdul Sattar MAg, mantan Ketua Takmir Masjid Baitussalam Masono, Ketua Bidang Peringatan Hari Besar Islam Dr Ir Mohammad Agung Ridlo MT, mantan Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sulistyo MPd, Ketua RW IV Ngaliyan Gunoto Saparie, dan sejumlah sesepuh dan tokoh masyarakat setempat. (*)