Prof Mahfud MD Beri Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan di Pakem USM
SEMARANG (Ampuh.id) – Ketua Dewan Penyantun Universitas Semarang (USM), Prof Dr Mohammad Mahfud MD SH SU MIP memberikan kuliah umum dengan tema ”Wawasan Kebangsaan bagi Generasi Muda” dalam kegiatan Pengenalan Akademik dan Kegiatan Mahasiswa (Pakem) USM 2024 di Gelora Prof. Sudarto SH, USM, Sabtu (7/9/2024).
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Anggota Dewan Penyantun USM Dr Hendarman Supandji SH CN, Sigit Pramono SE MBA, dan Dr H Emil Elestianto Dardak, SPWK MSc PhD, para Anggota Dewan Penasihat USM, Dr Ir Agus Indarjo MPhil, dan Prof Dr Ir V Priyo Bintoro MAg.
Selain itu juga Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip, Ir Soeharsojo IPU, Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip, Prof Dr Ir Hj Kesi Widjajanti, SE MM, segenap jajaran Yayasan Alumni Undip, Rektor USM, Dr Supari ST MT, Ketua Senat, Prof Dr Hardani Widhiastuti MM Psikolog, para Wakil Rektor USM, Sekretaris Universitas, para dekan, wakil dekan, hingga direktur pascasarjana.
Prof Mahfud mengajak para mahasiwa untuk bersyukur, karena dapat masuk ke perguruan tinggi yang tidak mudah untuk diraih oleh setiap warga negara yang ingin masuk perguruan tinggi.
Mengingat saat sebelum Indonesia Merdeka, sekadar sekolah tingkat SD, angka partisipasi tidak sampai 20%, apalagi jenjang perguruan tinggi.
Berbeda dengan saat ini, Indonesia memiliki lulusan perguruan tinggi sebanyak 18 juta lebih dengan angka partisipasi pada 2024 mencapai 39,7%.
”Adik-adik berada di kampus pilihan kelas atas yang beberapa prodinya sudah akreditasi Unggul dan semoga nanti tingkat universitasnya sudah Unggul dalam waktu tidak terlalu lama, dan itu bukan hal yang mudah diraih. Untuk masuk ke USM tidak mudah, kalian harus melalui seleksi dan diharapkan menjadi alumnus yang berkualitas serta berperan di tengah masyarakat,” katanya.
Selain itu, Dia mengajak agar mahasiswa tidak pesimistis dan berpikir negatif bahkan menyepelekan universitas swasta yang hanya memiliki peluang kecil untuk masuk khususnya dalam dunia kerja.
”Sekarang jangan berpikir lagi saya dari universitas swasta yang peluang masuknya kecil. Saya juga lulusan universitas swasta di UII Yogyakarta Fakultas Hukum, dan nyatanya bisa karena ke depan itu yang diadu adalah kompetensi, kualitas setiap mahasiswa, dan itu bisa kalian capai dengan belajar di USM,” ucapnya.
Dia mengajak pula untuk membulatkan tekad dalam memperkuat ikatan kebangsaan, rasa nasionalisme, rasa cinta, dan rasa ingin membela bangsa. Dalam mencintai bangsa dapat dilakukan dengan melepas ikatan atau sekat-sekat primordial baik agama, suku, hingga daerah.
Selain itu, harus menjaga persatuan karena Indonesia merupakan negara kaya raya dengan kekayaan alam luar biasa yang memiliki 17.580 pulau dan 283 juta jiwa penduduk. Meskipun memiliki banyak keanekaragaman dan perbedaan, dengan bersatu akan membawa Indonesia maju.
Dalam materinya, Prof Mahfud menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai atas kerja keras anak-anak muda dengan sumpah kebangsaan yaitu Sumpah Pemuda pada 1928 dan mendorong untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 1945.
”Saya sering mengatakan, kalian adalah anak bangsa besar, putra-putri dari bangsa besar. Karena Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang merdeka karena mengusir penjajah. Dari 1.300 suku bangsa dan 78 kerajaan bersatu untuk mengusir penjajah. Kunci keberhasilan ada tiga yaitu rajin dan bersungguh-sungguh, berdoa, serta tawakal,” sampainya.
Menurutnya, pada Indonesia Emas 2045 mendatang akan dicapainya Indonesia menjadi negara dengan kekuatan peta ekonomi dunia di urutan ke-4 atau minimal masuk 5 besar. Dimana saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-16.
Tak hanya itu, pada 2045 angka partisipasi kependidikan tinggi berada diantara 72-74% yang kuliah, dan sisanya langsung masuk ke lapangan kerja, sehingga tidak ada pengangguran.
”Hal itu dapat dicapai apabila selalu menjaga ikatan emosi kebangsaan dan kekayaan alam sebagai satu yang dimiliki bersama,” jelasnya.
Dalam membangun bangsa, katanya, terdapat beberapa tantangan diantaranya kebersatuan, ketidakadilan baik secara sosial, ekonomi maupun hukum, serta tantangan dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak hanya pintar namun juga memiliki kerangka pikir dalam mengikuti setiap perkembangan.
”USM harus bersatu, bertegang teguh untuk berpedoman pada konstitusi dengan penyelenggaraan pendidikan. Mari bangun bersama Indonesia ini dengan penuh kebanggaan atasa Indonesia, sehingga jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tandasnya. (*)