Pemprov Jateng dan ChildFund Kolaborasi Program Anak di Enam Daerah

SEMARANG (Ampuh.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama ChildFund International Indonesia berkolaborasi menggarap program peningkatan kualitas anak dan remaja di sektor pendidikan, pertanian, hingga peternakan.

Kerja sama tersebut tertuang dalam penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2026 yang dilaksanakan di kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (3/11/2025).

Enam wilayah menjadi sasaran program, yakni Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Boyolali, Banyumas, Wonogiri, dan Cilacap. Fokus pendidikan meliputi perlindungan anak dari perundungan dan penggunaan internet yang aman.

“Untuk RKT 2026 ke depan itu adalah masalah perlindungan anak-anak, dan keamanan menggunakan internet/ bermedia sosial dan sebagainya. Ada bullying terjadi tidak secara fisik tapi juga di internet. Tentu saja juga yang harus kita hadapi bersama,” kata Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno.

Di sektor pertanian dan peternakan, program Green Economy Recovery akan mengajak anak muda kembali tertarik pada profesi di bidang tersebut, dimulai dari Kabupaten Boyolali.

“Ini juga sama dengan program yang kita lakukan menjadikan Jawa Tengah sebagai wilayah penampung pangan,” ujarnya.

Sumarno menegaskan ada tiga tantangan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, yakni luas lahan, ketersediaan sumber daya air, serta potensi manusia di bidang pertanian/peternakan.

“Program ini relevan mendorong anak-anak dan remaja untuk bisa kembali mencintai profesi di dunia pertanian,” imbuhnya.

Sementara itu, Resource Mobilization and Partnership Manager ChildFund International Indonesia, Rudy Sukanto, menyebut program tersebut ditargetkan menjangkau 5.000–10.000 orang.

Dikatakannya, kelompok usia pun dibagi secara spesifik, dari usia 0-6 tahun terkait parenting dan PAUD, usia 7-14 tentang pendidikan dasar dan SEL, serta usia 15-24 tahun melalui pelibatan Karang Taruna dan kelompok pemuda.

“Nah, yang program di pertanian itu pada usia 15-24 tahun. Kami masuk melalui kelompok-kelompok pemuda yang ada di pedesaan, seperti Karang Taruna, dan lainnya,” katanya mewakili gubernur dan wakil gubernur Jateng.

Ia memastikan pelibatan lintas sektor akan dilakukan, termasuk dinas terkait serta organisasi sosial masyarakat. Program Green Economy Recovery diharapkan membuat generasi muda semakin peduli pangan dan masa depan desa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *