Mahasiswa KKN Tematik USM Ajak Warga Kelurahan Kemijen Kelola Sampah Organik

SEMARANG (Ampuh.id) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Semarang (USM) menggelar pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik di Balai Kelurahan RW 07, Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, Minggu (25/5/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya edukasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat.

Pelatihan yang digelar di Balai Warga RW 07 ini diikuti ibu-ibu PKK, anggota Karang Taruna, dan perwakilan perangkat RW setempat.

Kegiatan dibuka Kepala Kelurahan Kemijen, Bambang Sumbodo, SH.

Dalam sambutannya, Bambang Sumbodo, SH mengapresiasi inisiatif mahasiswa yang dinilai sejalan dengan semangat Pemerintah Kelurahan dalam membangun kesadaran dan kemandirian warga terhadap pengelolaan sampah.

”Kegiatan seperti ini sangat kami dukung karena memberikan manfaat nyata dan bisa langsung dipraktikkan masyarakat. Semoga pelatihan ini menjadi awal dari gerakan pengelolaan sampah yang lebih baik di lingkungan kita,” ujarnya.

Rafi, salah satu mahasiswa KKN yang menjadi fasilitator pelatihan menjelaskan, Pelatihan difokuskan pada praktik pembuatan kompos sederhana menggunakan limbah organik rumah tangga, seperti sisa sayuran, daun kering, dan sampah dapur lainnya. Prosesnya melibatkan teknik pengolahan yang mudah diterapkan, bahkan di skala rumah tangga.

Program itu dirancang untuk memberi dampak jangka panjang bagi warga.

”Kami ingin meninggalkan sesuatu yang bisa terus dimanfaatkan masyarakat, bukan hanya selesai saat KKN kami berakhir. Kompos ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman, dan tentunya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA,” kata Rafi.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Sinta Pramucitra, M.I.Kom mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

”Isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Mahasiswa hadir bukan sebagai pengajar, tetapi sebagai mitra belajar bagi masyarakat. Kami senang melihat antusiasme warga, terutama Ibu-ibu PKK dan Karang Taruna, yang sangat aktif mengikuti setiap sesi,” tutur Sinta.

Kegiatan ditutup dengan sesi praktik langsung pembuatan kompos, di mana peserta diajak memilah, mencacah, dan mencampur bahan organik sesuai komposisi yang dianjurkan.

Dia menambahkan, warga antusias mengikuti setiap tahapan. Mereka berharap pelatihan serupa dapat diadakan kembali dengan materi lanjutan.

”Dengan pelatihan ini, kami berharap bisa menumbuhkan semangat hidup ramah lingkungan dan memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menjawab tantangan lokal,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *