Kesbangpol Jateng Ajak Pelaku Usaha Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
SEMARANG (Ampuh.id) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah mengajak pelaku usaha untuk bersama meningkatkan ketahanan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jateng Haerudin SH MH mengatakan ketahanan ekonomi merupakan kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang perlu dipertahankan dan dikembangkan masyarakat. Ketahanan ekonomi yang berisi keuletan dan ketangguhan ini mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, rintangan, gangguan, hambatan serta tantangan yang berasal dari luar negeri dan dari dalam negeri.
Namun, menurut Haerudin, ketahanan pangan perlu dikaitkan dengan kearifan lokal di masing-masing wilayah. Kearifan lokal ini memuat pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
“Kearifan lokal ini harus kita lestarikan untuk menciptakan peluang usaha sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Jika ketahanan ekonomi berbasis kearifan lokal ini dapat dijalankan dengan baik, pergerakan roda ekonomi sektor ril di perbatasan bisa berjalan,” kata Haerudin, di Semarang, baru-baru ini.
Haerudin menyakini ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal akan mampu mendongkrak pembangunan dan pertumbuhan, khususnya bagi masyarakat sekitar. Di samping kearifan lokal terjaga, kawasan wisata juga akan memberikan berbagai peluang terhadap kesempatan kerja, pelaku usaha dan promosi daerah dan budaya.
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam perekonomian wilayah, kata dia, adalah pelaku usaha harus mengetahui strategi pembangunan ekonominya. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang ada, antara lain strategi pertumbuhan, dan strategi pembangunan.
Mengenai kearifan lokal sebagai budaya unggul dari masyarakat setempat, Haerudin mengatakan hal ini karena nilai-nilai yang dipegang masih berhubungan erat dengan kondisi geografis dan lingkungan alam sekitar. “Uniknya, meskipun dari bernilai lokal, nilai yang diyakini bersifat universal,” ujarnya.
Haerudin menyebut kearifan lokal juga dapat dipandang sebagai identitas bangsa, karena berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Kearifan lokal, sambungnya, juga bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam industri pariwisata.
Soal ciri-ciri kearifan lokal, Haerudin mengatakan ada lima kreteria yang harus melekap pada daerah tersebut. Kelima ciri-ciri itu, yakni bertahan dari gempuran budaya asing, memiliki kemampuan mengakomodasi budaya yang berasal dari luar, mampu mengintegrasikan budaya asing ke dalam budaya asli daerah, mampu mengendalikan budaya asing yang masuk dan memberi arah pada perkembangan budaya di masyarakat. (*)