Kepala Kesbanglimas Jateng Ajak Generasi Muda Cintai Budaya Lokal

SEMARANG (Ampuh.id) – Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah Haerudin SH MH mengajak semua eleman masyarakat untuk menghargai dan mencintai kebudayaan lokal yang berkembang di wilayahnya.

Menurut Haerudin, penghargaan terhadap seni warisan leluhur serta mencintai karya cipta dan karyanya merupakan salah satu bentuk perwujudan untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi cita-cita para pendiri negara Indonesia.

“Sejarah turut mencatat bahwa beragam nilai-nilai budaya yang dulunya bersifat kedaerahan, kini turut dipersatukan dalam nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai budaya terbukti mampu memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan berbangsa,” kata Haerudin di Semarang, baru-baru ini.

Selain itu, Haerudin menyebut nilai-nilai budaya yang kini tetap hidup dan berkembang di daerah-daerah telah membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun damai, demokratis, berkeadilan, sejahtera, maju dan memiliki moral dan etika dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kebersamaan kita untuk tinggal bersama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Khusus di Jateng, menurut Haerudin, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memprogramkan kegiatan penguatan budaya, seperti Jagong Gayeng dan Parade Seni Budaya. Pengguliran program budaya tersebut, lanjut dia, selain sebagai upaya melestarikan budaya lokal, juga dimaksudkan sebagai wahana untuk menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, budaya dan bahasa.

Dia menilai gelar budaya juga menjadi sarana untuk berkumpul bagi lintas generasi, komunitas dan organisasi masyarakat (Ormas) guna membahas berbagai persoalan bangsa dan tantangan bangsa, baik yang sudah, sedang dan akan terjadi di Indonesia. Melalui komunikasi yang baik itu, diharapkan semua persoalan bangsa dapat dipecahkan dan dicarikan solusi yang tetap agar negara Indonesia tetap damai dan nyaman bagi warganya.

“Kami satukan dalam satu kegiatan budaya agar terjalin komunikasi dan menjaga nilai-nilai kebersamaan dalam menyelesaikan permasalahan intoleransi yang masih sering muncul,” jelasnya.

Dia mengaku pedulian dan dukungan elemen masyarakat, baik komunitas, ormas dan tokoh keagamaan, pada setiap pagelaran budaya cukup tinggi. Pada acara Jagong Gayeng tahun lalu, catatnya, sebanyak 14 ormas berasal dari ormas kepemudaan (unsur cipayung), organisasi lintas agama dan organisasi pecinta alam ikut ambil bagian pada acara tersebut.

Elemen masyarakat tersebut, di antaranya HMI Jateng-DIY, IMM Jateng, GMNI Jateng, GMKI Jateng, PMII Jateng, PMKRI Jateng, KAMMI Jateng, Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) Perantara Jateng dan Lembaga Pegiat Alam DPP Petanesia.

Haerudin meminta semangat dan optimisme yang pernah digelorakan Bung Karno harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk membangun bangsa. Semangat dan optimisme tersebut, masih sangat relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi saat ini.

“Bung Karno memberi spirit kepada generasi muda, agar menjadi pemuda nasionalis, progresif dan revolusioner. Bung Karno sangat paham, bahwa pemuda adalah generasi penerus yang selalu siap menghadapi ancaman dan tantangan bangsa,” ujar Ganjar.

Di sisi lain, ia mengatakan, kehadiran pemuda sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya persoalan yang muncul di hadapan kita. Seperti ancaman disintegrasi bangsa, menguatnya isu radikalisme dan terorisme, intoleransi dan permasalahan kebebasan beragama masih saja terjadi, hoax, maraknya bully, politisasi agama, masalah kemiskinan, pengangguran, dan lainnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *