Dr Rohadi: Food Waste Merupakan Persoalan Internasional, maka Harus Berinovasi

SEMARANG (Ampuh.id) –Food Waste merupakan persoalan internasional, baik individu, keluarga, maupun lingkungan harus bertekad semaksimal mungkin menekan ini. Inovasi itu harus. FTP USM menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi salah satunya untuk melakukan inovasi”.

Hal itu diungkapkan Dosen FTP USM, Dr Ir Rohadi MP saat menjadi narasumber dalam rangkaian kegiatan Agrichfest (Agriculture Technology Festival) III, yaitu talkshow yang digelar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Semarang (USM) di halaman Gelora USM, Rabu (16/10/2024).

Kegiatan yang mengangkat tema ”Pengelolaan Komoditas Lokal untuk Produk Pangan sebagai Penunjang Ketahanan Pangan Nasional” itu diselenggarakan oleh tiga organisasi mahasiswa yang terdiri atas Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Dewan Mahasiswa (Dema) FTP USM.

Hadir dalam kegiatan tersebut Dekan FTP USM, Prof Dr Ir Haslina MSi, Wakil Dekan FTP USM, Ir Dewi Larasati MSi, Kajur sekaligus Kaprodi Teknologi Hasil Pertanian (THP) USM, Ika Fitriana, STP MSc, Sekjur sekaligus Sekretaris Prodi THP USM, Erwin Nofiyanto SPd MSi, pengelola dan dosen FTP USM.

”Inovasi itu harus, karena masyarakat terutama generasi muda tidak akan mau olahan makanan yang itu-itu saja. Tapi harus diberikan inovasi baik dari bentuk, tampilan, estetika, rasa, inovasi dari teknologi. Inovasi itu wajib karena menyesuaikan perkembangan zaman dan selera konsumen,” kata Rohadi.

Rohadi mengungkapkan, bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia, kegiatan tersebut menjadi pengingat bahwa masih terdapat 700 juta orang kelaparan, serta 2 miliar orang di dunia sulit memperoleh pangan yang sehat, aman, dan bergizi.

”Selain tema hari ini, ada permasalah yang besar juga yaitu berkaitan dengan food waste, di mana pangan yang semestinya masih bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi kawan-kawan atau tetangga kita yang lapar, tetapi terbuang sampai di tempat sampah. Banyak sampah-sampah dari pangan yang terbuang percuma,” ungkapnya.

Menurut Rohadi, dalam mewujudkan zero wasted kuncinya terdapat pada sistem pangan mulai dari kegiatan produksi, mengolah, mendistribusi, retail, mengonsumsi, me-recovery yang harus tidak menghasilkan limbah, serta inovasi sangat penting dan dibutuhkan.

”Semisal kita mau belanja, harus dibuat list dulu, membeli barang belanjaan sesuai kebutuhan, menyimpan yang benar dimana setiap produk makanan memiliki karakteristik ketahanan simpan sendiri, ambil makanan secukupnya jangan berlebih, inovasi membuat penerimaan produk lebih bagus. Jangan sampai terbuang,” jelasnya.

Talkshow yang dipandu oleh Kepala Biro Konsultasi dan Pengembangan Agro Industri, Aldila Sagitaning Putri SSi MSc, tersebut juga mengundang Plt Kabid Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, Urip Ariani Setyorahayu SPi.

”Saya berterima kasih sekali terhadap kegiatan yang dilakukan oleh USM. Ini sangat membantu kami dari pihak pemerintah, Dinas Ketahanan Pangan Jateng yang melakukan sosialisasi dan edukasi terkait dengan food loss dan food waste, terutama juga untuk peningkatan kapasitas pangan lokal ini,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu tantangan dalam mewujudkan zero waste adalah pemahaman terkait dengan perubahan perilaku setiap individu dalam memanfaatkan pangan yang tersisa menjadi produk bernilai jual tinggi, agar tidak terbuang sia-sia.

Pihaknya telah melakukan sejumlah sosialisasi dan edukasi secara masif di seluruh lini.

”Kami juga melakukan pengolahan produk lokal seperti jagung dan ketela yang dijadikan beras analog. Ketela kita buat menjadi tepung. Kami berikan itu secara gratis kepada SMP/SMA sampai cafe dekat kampus saat sosialisasi dan edukasi terkait kegiatan kami yang ada B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman), stop boros pangan, dan keamanan pangan,” tegasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *