Ustad Puryanto berfoto bersama dengan pengurus Takmir Masjid Baitussalam Ngaliyan dan pengurus Kelompok Hadroh Padang Bulan
Ustad Puryanto berfoto bersama dengan pengurus Takmir Masjid Baitussalam Ngaliyan dan pengurus Kelompok Hadroh Padang Bulan

Cinta Muhammad kepada Umatnya Begitu Besar

SEMARANG (Ampuh.id) – Cinta Nabi Muhammad kepada umatnya begitu besar dan tulus. Beliau selalu memikirkan umatnya, bahkan sampai detik-detik menjelang wafatnya. Cinta dan kasih sayang memang salah satu tema penting dalam Islam. Pertanyaannya, sejauh manakah cinta kita sebagai umatnya kepada Rasululllah Muhammad?

Hal itu dikemukakan oleh staf pengajar Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Puryanto dalam Pengajian Kliwonan di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Kamis malam, 28 November 2024. Pengajian dihadiri oleh para jamaah Masjid Baitussalam di lingkungan RW IV dan RW XII Ngaliyan. Pengajian dimeriahkan oleh Kelompok Hadroh pimpinan Mohammad Agung Ridlo.

Puryanto mengatakan, melihat besarnya cinta Nabi Muhammad kepada umatnya, sungguh tidak patut jika kita tidak mencintai beliau, apalagi sampai membencinya. Jangan sampai umat Islam tidak mencintai Rasulullah saw. Padahal beliau selalu memohon kepada Allah, agar menyelamatkan umatnya.

“Hidup Nabi Muhammad didedikasikan kepada umat. Boleh dikatakan waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umatnya, mengorbankan air mata dan darah. Bahkan nyawa Nabi Muhammad dipertaruhkannya untuk umat,” ujar Puryanto seraya menambahkan, jika sampai menjelang kematiannya, umatlah yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umatnya yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya.

Puryanto mengisahkan bagaimana di saat-saat akhir hayatnya, Nabi Muhammad masih sempat mengucapkan, “Ummati …. Ummati ….” (Umatku, umatku.) Sebelumnya, beliau bercakap-cakap dengan Malaikat Jibril. Tanyanya, “Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Ketika itu Jibril pun menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu.”

Namun, demikian Puryanto, hal itu ternyata tidak membuat Nabi Muhammad gembira. “Kabarkan kepadaku, Jibril, bagaimana nasib umatku kelak?” tanyanya. “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku, ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya,’” jawab Malaikat Jibril.

Puryanto mempertanyakan bagaimana cinta kepada Rasulullah. Apakah kita telah mengikuti sunnah Rasulullah, yaitu cara hidup, perilaku, dan tindakan yang dicontohkannya. Apakah kita selalu mengucapkan salawat kepada Rasulullah? Apakah kita meneladani akhlak Rasulullah, seperti kebaikan, kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang?

Hadir dalam Pengajian Kliwonan tersebut antara lain Ketua Takmir Masjid Baitussalam Gendro Susilo, dosen UIN Walisongo Semarang M. Saifullah, mantan Ketua Takmir Masjid Baitussalam Masono, Ketua RW IV Ngaliyan Gunoto Saparie, dan mantan Ketua RW IV Ngaliyan Sunaryo. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *