Anggaran Sektor Olahraga Jateng Dinilai Belum Maksimal
SEMARANG (Ampuh.id) – Anggaran untuk sektor olahraga yang digelontorkan dari APBD Jateng dinilai belum maksimal.
Salah satu anggota DPRD Jateng, Asfirla Harisanto SE MM menyebut, Pemprov Jateng hanya mengalokasikan 0,08 persen untuk sektor ini.
Besaran tersebut masih relatif minim jika dibandingkan dengan target atau raihan prestasi yang harus dicapai di bidang olahraga.
Legislator dari PDIP ini mengungkapkan, nilai Pagu Indikatif 2025 untuk Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata sebesar Rp 459.697.367.000.
Adapun rincian belanja yang wajib dianggarkan di antaranya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah Rp 45 miliar, Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jateng Rp 6 miliar.
“Idealnya besaran yang dianggarkan minimal 1 persen dari ABPD. Hal ini penting untuk pengembangan prestasi atlet-atlet kita,” kata pria yang akrab disapa Bogi tersebut.
KONI misalnya, yang menaungi olahraga prestasi, dituntut untuk menghasilkan atlet terbaik dengan raihan medali secara maksimal di setiap event.
Dengan anggaran yang minim, tentu harapan itu susah tercapai, yang dikhawatirkan juga akan memengaruhi prestasi dan performa atlet.
Bogi juga menyinggung anggaran KORMI yang sangat minim. Dengan anggaran Rp 6 miliar, menurut Bogi, KORMI tidak akan bisa melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan.
“KORMI yang memiliki tugas pemasalan dan kegiatan olahraga non prestasi membutuhkan anggaran besar. Seperti halnya KORMI provinsi lain, KORMI Jateng juga akan mengikuti banyak event nasional,” katanya.
Bogi memaparkan, untuk meraih masyarakat sehat, bugar dan meraih sport development index yang ditetapkan kementerian yang menaungi, konsekuensinya dibutuhkan anggaran besar.
Seperti diketahui, ada 9 dimensi pembangunan olahraga atau
sport development index yang ditetapkan, yakni SDM Olahraga, Literasi, Ruang Terbuka, Partisipasi, Kebugaran, Perkembangan Personal, Performa, Ekonomi, dan Kesehatan.
Bogi menambahkan, Tahun 2025 banyak event yang harus diikuti KORMI Jateng. Antara lain gelaran Forda, Fornas, Fortradprov, Fortradnas, Jambore dan pelatihan penggerak inorga (PPI).
Menurutnya, alokasi anggaran untuk keolahragaan di Jateng tidak lebih besar dari provinsi lain di sekitar, seperti Jakarta, Jabar dan Jatim.
“Prestasi olahraga ini memang tidak bisa dipisahkan dari dukungan pemerintah, khususnya dalam hal pendanaan,” imbuhnya.
Belum Ada Peningkatan
Sementara itu, berdasar catatan raihan prestasi dari beberapa ajang, Bogi menilai Jateng belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pada ajang Popnas XVI Palembang 2023 misalnya, Jateng menduduki peringkat 4 dengan raihan 39 emas, 35 perak dan 36 perunggu.
Adapun untuk indeks pembangunan olahraga Jateng pada 2021 yakni 0,346. Lalu pada 2022 sebesar 0,379 dan pada 2023 yaitu 0,383.
Sedang indeks kebugaran jasmani Jateng pada kurun waktu yang sama yakni 0,183 (2021); 0,164 (2022) dan 0,167 (2023).
Padahal, tantangan ke depan dinilai tidak mudah. Perangkat daerah pun tidak bisa bekerja sendiri, karena itu diperlukan dukungan banyak pihak.
Beberapa tantangan yang dimaksud yakni optimalisasi IPTEK olahraga, khususnya dalam proses pembibitan, pemanduan dan pembinaan.
Selanjutnya, menambah sarana dan prasarana olahraga yang sesuai standar hingga meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM.
Tak cukup sampai disitu, tantangan lain yang tak kalah berat berupa optimalisasi penggunaan sistem informasi keolahragaan.
“Termasuk koordinasi stakeholder. Mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, akademisi, organisasi hingga dunia usaha serta masyarakat,” sebutnya. (*)