DPRD Kota Semarang Sebut Revitasi Kawasan Wisata Bisa Dongkrak Pendapatan Daerah

SEMARANG (Ampuh.id) – Kota Semarang bersiap-siap untuk menjadikan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah sebagai kota pariwisata. Pada Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota (Riparkot) Semarang tertuang sejumlah objek wisata di kawasan Kota Lama, Pecinan dan Kampung Melayu akan disulap menjadi objek pariwisata menarik yang dapat mendongkrak pendapatan asli daerah.

Dalam Riparkot tersebut, Sungai Semarang juga menjadi bidikan untuk direvitalisasi agar bisa dikembalikan seperti masa lalu, di mana sungai merupakan salah satu sarana transportasi kapal, baik untuk angkutan penumpang maupun barang. Dengan revitalisasi ini diharapkan Sungai Semarang yang dahulu menjadi ’sentra tranportasi sungai’ bisa dihidupkan kembali dan menjadi salah satu bagian wisata sejarah andalan Kota Semarang.

Konon cerita, Kali Semarang menjadi legendamasuknya Laksamana Cheng Ho ke Kota Semarang. Dengan menaiki kapal panglima perang asal daratan China itu menyusuri Kali Semarang hingga sekitar Kelenteng Tay Kak Sie.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo menyatakan dukungannya atas upaya Pemkot Semarang untuk merevitalisasi kawasan Pecinan untuk menopang kawasan Kota Lama Semarang yang menjadi tujuan utama wisata.

Anang menilai revitalisasi kawasan sejarah merupakan program yang sangat bagus dan perlu mendapat dukungan masyarakat Kota Semarang.

“Saya pikir program yang bagus. Revitalisasi tersebut untuk pengembangan pariwisata Kota Semarang. Memang saat ini sudah mau terealisasi. Jika program pengembangan wisata semua rampung, objek wisata sejarah ini dapat mendongkrak pendapatan asli daerah,” kata Anang Budi Utomo, di Semarang, baru-baru ini.

Anang menjelaskan Kota Lama sekarang ini menjadi destinasi wisata favorit, sehingga pengembangan wisata harus dilakukan di kawasan sekitarnya, seperti Pecinan, Kampung Melayu, hingga Pekojan. Sebelum direvovasi, kawasan sekitar kawasan Kota Lama yang menjadi peninggalan Belanda selama ini terkesan buruk, lantaran selalu terlihat kumuh dan becek.

“Adanya revitalisasi di Pecinan, yang menjadi salah satu bagian Kota Lama, ini sangat penting dan harus segera terealisasi. Kawasan sekitar harus bagus dan bersih untuk penunjang objek wisata nantu. Yang penting jangan terlalu banyak menggusur,” katanya.

Selain revitalisasi kawasan sejarah, anggota Komisi D DPRD Kota Semarang ini mengusulkan agar kesenian dan kebudayaan khas daerah wajib disuguhkan kepada para wisatawan. Kekayaan budaya ini perlu disandingkan dengan pengenalan objek wisata, sehingga para wisatawan lebih luas untuk mengetahui keindahan, tradisi dan budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat Semarang.

“Setiap kali perayaan Imlek, kita bisa tampil semua budaya lokal yang ada di Semarang. Pementasan budaya itu bisa membuat masyarakat terkenang masa-masa lalu. Saya yakin kegiatan itu bisa menggaet wisatawan asal asing, khususnya dari Tiongkok. Mereka bisa bernostalgia jika berkunjung kalau ke Semarang,” katanya.

Anang menambahkan untuk revitalisasi Kawasan Pecinan sementara ini akan difokuskan di Sungai Semarang dan sekitarnya, Pemkot Semarang telah mengangarkan sebesar Rp10 miliar di tahun 2024.

“Untuk penataan semua dibutuhkan dana sebesar Rp 170 miliar. Penataan pun harus bertahap. Khusus anggaran Rp 10 miliar pada tahun ini akan dipergunakan untuk penataan jalan dan saluran di kawasan Pecinan,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *